Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya menyatakan, ekspor komoditas tersebut menuju Uni Eropa masih terus tumbuh.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakhsmi mengatakan, ekspor ke Uni Eropa (UE) secara volume masih berjalan secara normal pada Maret 2019. Dia menyebutkan, saat ini ekspor CPO ke UE belum terganggu secara berarti akibat konflik antara RI dan UE terkait dengan kebijakan renewable energy directive II (RED II).
“Secara volume ekspor kita belum ada gangguan saat ini. Ekspor masih normal meskipun ada kampanye hitam dan konflik akibat RED II,” jelasnya, Rabu (16/4/2019).
Kendati demikian dia tidak menampik jika ekspor secara nilai terdapat penurunan. Hal itu terjadi karena harga CPO masih berada pada level yang rendah hingga saat ini. Dengan demikian, lanjutnya, meskipun volume ekspornya cenderung tumbuh, ekspor turun berdasarkan nilai.
Kondisi itu menurutnya terjadi di hampir seluruh negara tujuan ekspor CPO Indonesia, bukan hanya di UE saja.
Adapun sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, nilai ekspor CPO ke beberapa negara UE mengalami penurunan secara nilai pada Maret 2019. Hal itu salah satunya disebabkan oleh adanya kampanye negatif CPO di negara-negara UE.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, ekspor CPO yang mengalami penurunan a.l. menuju Inggris sebanyak 22%, dan Belanda 39%. Sementara itu, kondisi serupa juga terjadi di negara Benua Biru lainnya seperti Jerman, Italia, dan Spanyol.