Bisnis.com, JAKARTA- Setelah dinanti selama lebih dari enam tahun, pemerintah akhirnya menseriusi pembangunan pelabuhan ikan Cisolok yang diprediksi akan menelan biaya hingga Rp141 miliar.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa menyebutkan pendangkalan yang terjadi di pelabuhan perikanan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat ini menyebabkan sebagian besar kapal yang biasanya berlabuh di sana, harus berpindah ke pelabuhan lain yang lebih jauh.
Sementara itu, nelayan lain yang tidak berpindah pelabuhan terpaksa harus memarkirkan kapalnya jauh dari pelabuhan dan berenang menuju kapal ketika musim hujan tiba. Sebagai akibatnya, produksi ikan nelayan pun menurun, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya.
"Kolam penampungan perahu yang sekarang itu tidak ada [lagi] karena terjadi sedimentasi yang sangat tinggi. Sekarang tinggal 10% lagi [dari luas semula hingga 4 hektar]," katanya, baru-baru ini.
Untuk mengembalikan fungsi pelabuhan, sejumlah pemangku kepentingan mulai dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, dan lainnya di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Maritim akan bekerja sama melakukan sejumlah pengembangan di pelabuhan seperti membangun pemecah ombak sepanjang 128 meter, melakukan pengerukan kolam penampung kapal, memperbaiki jalan akses dan lainnya.
Dengan dilakukannya pembangunan ini diharapkan bisa meningkatkan pendapatan nelayan sekitar 4-5 kali lipat dari saat ini.
Baca Juga
Pembangunan akan diawali dengan uji kelayakan dan diskusi terkait desain yang diperkirakan memakan waktu selama 1 hingga 2 bulan. Oleh karena itu, opsi pengerukan kolam akan dijadikan sebagai solusi jangka pendek sebelum pembangunan bisa dilaksanakan dan selesai.
"Kami sudah memberikan data mengenai FS yang dilakukan oleh Kabupaten Sukabumi," tambah Iwa.
Adapun terkait pendanaan, akan diupayakan agar tidak sepenuhnya bergantung pada APBN dan APBD. Kementerian Koordinator Bidang Maritim, kata Iwa, akan berkomunikasi dengan Kementerian BUMN terkait opsi pemanfaatan dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan-perusahaan milik negara.
Adapun, selama 10 tahun terakhir, kata Iwa, perbaikan pelabuhan ini telah menelan sekitar dana Rp42 miliar dari APBD. Namun, keterbatasan anggaran menyebabkan pengembangan tidak berjalan maksimal.