Bisnis.com, JAKARTA—Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan penyebab mengapa realisasi produksi siap jual (lifting) migas hingga Maret 2019 masih di bawah target APBN 2019.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan ada beberapa hal yang dihadapi dalam operasi lifting migas kuartal I/2019. Dia menyebutkan faktor yang jelas terlihat adalah terjadinya decline rate yang lebih tinggi dari perkiraan awal pada akhir 2018.
“Kemudian masih menunggu maksimalnya hasil pemboran pengembangan, juga terjadi kemunduran jadwal pengeboran pengembangan karena cuaca dilepas pantai di awal 2019,” tuturnya, Selasa (2/4/2019).
Dia menambahkan selain itu ada pula isu integrity fasilitas terkait kendala di perangkat fasilitas produksi, kebutuhan maintenance, dan lainnya yang menyebabkan lifting migas tidak optimal.
Hanya saja, pihaknya memastikan faktor yang menghalangi lifting migas akan segera diatasi, sehingga di perkirakan kinerjanya dapat lebih optimal pada kuartal II/2019 hingga akhir tahun.
“Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu ONWJ dan OSES, Medco E&P Natuna, Kangean Energy Indonesia, Premier Oil Indonesia dan Eni Muara Bakau, sedang diusahakan untuk mencapai lifting yang lebih optimal,” ujarnya.
Baca Juga
SKK Migas mencatat pencapaian lifting migas sebesar 1,814 juta barrel of oil equivalent per day (boepd) selama Kuartal I/2019 atau 94.6% dari target APBN 2019 sebesar 2,205 ribu boepd.
Khusus untuk lifting minyak dan kondensat sebesar 745.000 barrel oil per day (bopd) atau 96.1% dari target APBN 2019 sebesar 775.000 bopd. Di sisi lain, lifting gas bumi sebesar 1,069 juta boepd atau 93.8 % dari target APBN 2019 sebesar 1,25 juta boepd.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta jajaran SKK Migas dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
“Kontraktor dan SKK Migas perlu lebih serius menangani lifting secara teratur dan sesuai hasil produksi harian,” tuturnya, ketika dihubungi Bisnis.com.
Dengan hasil yang ada, menurutnya, perlu ada kesungguhan untuk memenuhi target lifting migas. Jonan pun berharap Pertamina untuk menjaga produksi harian yang sudah dicanangkan.