Bisnis.com, JAKARTA - Tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kawasan Timur Indonesia, yakni KEK Bitung, KEK Morotai, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) yang diresmikan Presiden Joko Widodo, Senin (1/4/2019), diproyeksikan dapat menarik investasi hingga Rp110 triliun dan menyerap 120.000 tenaga kerja.
KEK Bitung di Sulawesi Utara ditargetkan mampu menarik investasi Rp35,2 triliun dan menyerap 34.710 tenaga kerja. KEK Morotai di Maluku Utara ditargetkan dapat menarik investasi Rp37,24 triliun serta menyerap 30.000 tenaga kerja, dan KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK) di Kalimantan Timur diharapkan mampu menarik investasi Rp37,71 triliun dan 55.700 tenaga kerja.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjelaskan KEK Bitung memiliki kegiatan utama industri pengolahan kelapa, industri pengolahan perikanan, industri farmasi, dan logistik.
KEK yang dibangun di area seluas 534 ha ini diproyeksikan memberikan efek terhadap perekonomian nasional dengan peningkatan output sebesar Rp92,1 triliun pada 2025.
Menurutnya KEK Bitung telah mendatangkan beberapa investor dengan total komitmen investasi sebesar Rp3,8 triliun. Salah satunya adalah Futai Indonesia yang bergerak di bidang industri pengolahan kertas daur ulang dengan komitmen investasi sebesar Rp2,8 triliun.
“Proyek Strategis Nasional (PSN) yang mendukung keberlangsungan KEK Bitung diantaranya adalah Pelabuhan Hub Internasional Bitung dan Jalan Tol Manado–Bitung,” kata Menko Perekonomian selaku Ketua Dewan Nasional KEK melalui keterangan resmi, Senin (1/4/2019).
Baca Juga
Adapun pada Pelabuhan Hub Internasional Bitung, telah dibangun Terminal Petikemas Bitung dengan kapasitas 500.000 TEUs/tahun.
Sementara itu, Jalan Tol Manado-Bitung sedang dalam proses pembangunan dan ditargetkan dapat beroperasi di Oktober 2019. Jalan Tol yang dibangun sepanjang 39,9 km dengan jumlah 2 lajur 2 arah (lebar lajur 3,6 m) ini berkapasitas 14.000 kendaraan per hari.
Sedangkan untuk KEK Morotai, dibangun di area seluas 1.101,76 ha dengan kegiatan utama industri pengolahan perikanan, pariwisata, dan logistik.
Menurutnya dengan potensi perikanan dan pariwisata yang dimiliki, KEK Morotai diproyeksikan berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan peningkatan output sebesar Rp1,452 triliun pada 2025.
Hingga saat ini, KEK Morotai telah menghadirkan komitmen investasi sebesar Rp455 miliar, berasal dari PT Jababeka Morotai yang juga merupakan Badan Usaha Pembangunan dan Pengelola KEK.
Investasi ini diwujudkan melalui pembangunan loft studio dengan total nilai investasi sebesar Rp150 miliar, serta street mall dengan nilai investasi Rp80 miliar.
"Dalam waktu dekat juga akan masuk pelaku usaha baru, yakni EBD Paragon untuk membangun hotel/resort dengan nilai investasi USD 15 juta atau sekitar Rp225 miliar," ujarnya.
Sementara untuk KEK MBTK yang memiliki kegiatan utama industri pengolahan kelapa sawit, industri energi, dan logistik ini dibangun di area seluas 557,34 ha.
KEK MBTK diproyeksikan berkontribusi pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur sebesar Rp4,67 triliun pada 2025.
Adapun KEK MBTK telah mendatangkan beberapa investor dengan total komitmen investasi sebesar Rp995 miliar, diantaranya adalah Kilang Kaltim Continental yang bergerak di bidang bisnis refinery BBM dengan komitmen investasi sebesar Rp945 miliar dan Anugerah Energitama yang bergerak di bidang bisnis tangki timbun dengan komitmen investasi sebesar Rp50 miliar.