Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Makanan Minuman : Pemerintah dan Industri Bergerilnya ke Afrika

Di saat sejumlah sentimen negatif pasar global masih menghantui, kinerja ekspor industri makanan dan minuman Indonesia diproyeksikan bangkit dengan proyeksi pertumbuhan 10% pada tahun ini menjadi US$31,9 juta. Salah satunya adalah langkah membuka akses pasar.
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memperlihatkan buku Road to Africa seusai ditandatangani di sela-sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018, di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018)./ANTARA-Nyoman Budhiana
Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memperlihatkan buku Road to Africa seusai ditandatangani di sela-sela Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018, di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018)./ANTARA-Nyoman Budhiana

Bisnis.com, JAKARTA - Di saat sejumlah sentimen negatif pasar global masih menghantui, kinerja ekspor industri makanan dan minuman Indonesia diproyeksikan bangkit dengan proyeksi pertumbuhan 10% pada tahun ini menjadi US$31,9 juta. Salah satunya adalah langkah membuka akses pasar.

Adhi S. Lukman, Ketua Umum Gapmmi, mengatakan bahwa ada beberapa faktor positif yang akan mendorong kenaikan ekspor mamin pada tahun ini, seperti langkah pemerintah dan pelaku usaha yang telah bergerilya ke negara-negara Afrika, seperti Djibouti dan Kamerun.

"Kami akhirnya business to business, partner bisnis kami di sana minta persetujuan pemerintah sana untuk perlakuan khusus," ujarnya, Rabu (27/3/2019).

Hal itu dilakukan mengingat saat ini belum resmi ditandatangani perjanjian dagang antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika tersebut.

Indonesia telah menyepakati dimulainya perundingan Preferential Trade Agreement (PTA) dengan tiga negara di benua Afrika yakni Mozambik, Tunisia dan Maroko pada saat perhelatan Indonesia Afrika Forum (IAF) di Bali 10-11 April 2018.

Indonesia meyakini perluasan akses pasar di negara-negara tujuan ekspor nontradisional, khususnya Afrika menjadi fokus kebijakan perdagangan pemerintah setelah presiden Joko Widodo bertemu dengan beberapa kepala negara di Afrika pada Indian Ocean Rim Asociation (IORA) Summit Maret 2018.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Mozambik Ragendra de Sausa. Setelah itu, kedua menteri melakukan Joint Statement dan sepakat untuk meluncurkan secara resmi dimulainya proses perundingan Indonesia–Mozambik PTA.

Ketua Komite Tetap Ekspor Kamar Dagang Dan Industri (Kadin) Indonesia Handito Joewono mengatakan, produk barang konsumer asal Indonesia masih menjadi primadona di berbagai negara benua Afrika, terutama Afrika Barat.

Pasalnya, produk Indonesia—terutama makanan dan minuman— dianggap memiliki kedekatan kultural yang lebih erat dibandingkan dengan produk sejenis asal negara lain.

“Industri atau pabrik barang konsumer di Afrika Barat masih sedikit. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi mereka menjanjikan, jadi ada kesenjangan antara kebutuhan konsumen dan [pertumbuhan] industri mereka. Celah ini yang berusaha kita manfaatkan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper