Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR AC, Sharp Bilang Konsumen Baru Dorong Penjualan

Permintaan produk pendingin udara atau air conditioner diperkirakan masih terbuka ke depan, baik untuk pasar perumahan maupun komersial.
Logo Sharp terpampang di salah satu pameran produk elektronik di Jepang/Reuters-Toru Hanai
Logo Sharp terpampang di salah satu pameran produk elektronik di Jepang/Reuters-Toru Hanai

Bisnis.com, JAKARTA—Permintaan produk pendingin udara atau air conditioner diperkirakan masih terbuka ke depan, baik untuk pasar perumahan maupun komersial.

Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager PT Sharp Electronics Indonesia, mengatakan untuk pasar perumahaan, saat ini memang industri perumahan masih belum kembali menggeliat. Kendati demikian, permintaan air conditioner (AC) tumbuh dari konsumen yang belum memiliki AC.

“Penetrasi produk AC masih rendah, hanya di kisaran 25% saja. Apalagi suplai listrik dari pemerintah saat ini sudah bagus,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (19/3/2019).

Berdasarkan data Sharp, penetrasi AC memang relatif masih lebih rendah dibandingkan produk elektronik lainnya, seperti kulkas atau lemari pendingin dengan tingkat penetrasi sebesar 65%--75% dan mesin cuci sebesar 45%--55%. Untuk permintaan AC tahun ini, Andry menuturkan produk penyejuk ruangan untuk perumahan dan apartemen milik Sharp tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

“AC untuk perumahan dan apartemen masih tumbuh dibandingkan tahun lalu, sekitar 5%--10%,” sebutnya.

Sepanjang tahun lalu, Sharp Indonesia mencatatkan penjualan AC sebanyak 700.000 unit. Dengan jumlah penjualan ini, perseroan menguasai pangsa pasar AC domestik sebesar 27,6%, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 21,8%.

Untuk tahun ini, Sharp Indonesia memproyeksikan penjualan AC sebanyak 100.000 unit per bulan atau sekitar 1,2 juta unit sepanjang 2019. Lebih lanjut, menurut Andry gelaran pemilihan presiden dan anggota legislatif tahun ini tidak terlalu mempengaruhi penjualan AC.

“Penjualan lebih dipengaruhi apabila musim hujan tiba,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, pada 2016 terdapat sebanyak 10 perusahaan produsen AC dalam negeri. Pada 2017, kapasitas produksi AC dalam negeri sekitar 1,132 juta unit dengan tingkat utilisasi sebesar 69,08%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper