Bisnis.com, JAKARTA- Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediki bahwa musim kemarau 2019 akan lebih kering dari tahun lalu.
Kepala Sub Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menyebutkan semakin kering musim kemarau maka jumlah dan kualitas garam pun akan semakin baik.
Dengan demikian produksi garam dalam negeri dinilai berpotensi akan menjadi lebih baik dari sisi kualitas dan kuantitas pada tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Nah, prediksi tadi 2019 kemaraunya lebih kering dari 2018 tetapi tidak sekering 2015. Kalau kaitannya dengan produksi garam bisa jadi produksi garam lebih meningkat dibandingkan dari tahun lalu," ujarnya kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan memasang target produksi sebesar 2,3 juta ton di luar produksi PT Garam. Adapun produksi garam rakyat pada 2018 tidak jauh berbeda dari angka tersebut.
Terkait kebutuhan garam impor dan serapan garam rakyat oleh industri, Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Brahmantya Satyamurti Poerwadi Kementerian Kelautan dan Perikanan meminta agar Kementerian Perindustrian bisa menyediakan data garam yang dibutuhkan oleh tiap tiap industri bukan hanya dari segi jumlah tetapi juga kualitas sebenarnya yang dibutuhkan.
Dengan demikian, kebutuhan garam nasional biaa benar benar dipetakan dan disesuaikan dengan kemampuan produksi dalam negeri.
Dengan adanya data ini diharapkan serapan garam produksi lokal untuk kebutuhan industri bisa biaa meningkat.
"Kami juga menyampaikan kepada Pak Menko dan Kemenperin untuk mulai.mulai mencatat sama seprti yg kami lakukan terkait produksi. Kalau kami mencatat produksi garam," ujarnya