Bisnis.com, JAKARTA - Garuda Indonesia sudah menyampaikan opsi pembatalan terhadap 49 unit Boeing 737 MAX 8 yang akan dikirimkan secara bertahap hingga 2030.
Direktur Utama Garuda Indonesia IGN Askhara Danadiputra mengatakan bahwa pihaknya sudah kehilangan kepercayaan terhadap pesawat Boeing 737 MAX 8 seusai kejadian dua kecelakaan beruntun dalam kurun 6 bulan terakhir.
"Dengan melihat kondisi seperti ini, khususnya kekhawatiran penumpang atas produk MAX 8, kami kehilangan confident atas produk MAX 8 dan sudah menyampaikan ke pihak Boeing untuk opsi cancelation 49 unit pesanan," kata Askhara kepada Bisnis, Kamis (14/3/2019).
Dia menambahkan bahwa pihaknya akan melanjutkan pembahasan lebih mutakhir dengan pihak Boeing guna mendapatkan solusi terbaik atas masalah ini.
Pria yang akrab disapa Ari Askhara ini juga menyinggung soal kompensasi terkait dengan operasional pesawat yang harus berhenti selama larangan dari pemerintah. Akan tetapi, besaran nominal kompensasi belum dihitung.
Adapun, grounded yang dilakukan hanya terhadap 1 unit, sedangkan maskapai mengoperasikan total 144 unit pesawat. Hal tersebut sejalan dengan aspek nilai keselamatan sebagai inti operasional perusahaan.
Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk. sempat memilih untuk menunggu negosiasi dengan pihak Boeing terkait dengan kepastian penggantian pesanan pesawat B737 MAX 8.
Askhara mengatakan bahwa pihaknya akan mematuhi arahan Kementerian Perhubungan selaku regulator terkait dengan pelarangan permanen operasional Boeing 737 MAX 8.
Adapun, negosiasi yang dilakukan maskapai terkait dengan penggantian pesanan pesawat sudah dilakukan sebelum kecelaakaan yang menimpa Ethiopian Airlines maupun Lion Air.
"Kami masih menunggu proses negosiasi, sampai saat ini belum ada kepastian. Pastinya ini menjadikan posisi Garuda lebih baik," kata Askhara.