Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) masih akan mengkaji lebih lanjut mengenai alat yang akan digunakan di sistem Multi Lane Free Flow (MLFF).
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengatakan bahwa saat ini belum dapat diputuskan untuk identifikasi kendaraan akan melekat pada kendaraan atau dapat ditransfer.
"Pertanyaan seperti apakah identifikasi kendaraan itu melekat pada orang yang naik, atau melekat pada kendaraannya. kalau melekat pada kendaraannya berarti harus ada sinkronisasi dari data di korlantas tapi kalau devicenya transferable kan berarti ya sudah melekat pada devicenya," ujarnya kepada Bisnis, pekan lalu.
Menurut Danang, sampai saat ini opsi besarnya ada di Radio Frequency Identification (RFId) dan Global Navigation Satelite System (GNSS), namun pihaknya masih harus melakukan assesment lebih lanjut.
"Dua itu masing-masing klaim paling murah paling bagus tapi kan sebenarnya kita masih perlu dan harus melakukan asessment sendiri mengenai itu dari kementerian PUPR harus punya firm seperti apa, kami sudah bicara dengan team BI jadi ini memang sedang on going," ujarnya.
Hal-hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan teknologi meliputi kemampuan menangkap transaksi hingga biaya yang dibebankan dalam penggunaan teknologi. Semakin kecil kegagalan transaksi yang terjadi, semakin besar pula kesempatan untuk terpilih.
Baca Juga
Lewat SLFF, pengguna Tol Bali Mandara tidak perlu lagi berhenti di gate masuk. Mereka cukup melajukan kendaraan tanpa henti dengan kecepatan 20-30 km per jam. Saat mereka melewati gate, saldo uang elektronik yang ada pada aplikasi di ponsel akan langsung terpotong.
Masing-masing pengguna tol yang ingin memiliki layanan ini akan mendapatkan sticker yang disebut radio frecuency identification (RFID). Stiker tersebut akan mengidentifikasi kendaraan dan dibaca secara elektronik pada alat yang dipasang di masing-masing gerbang.
Stiker tersebut akan terintegrasi dengan nomor ponsel pengguna. Dari nomor ponsel tersebut, pengguna mendaftarkan aplikasi yang digunakan untuk menyimpan uang elektronik mereka.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Jasa Marga Tollroad Operator (JMTO) Aan Sanaf mengatakan Bali menjadi provinsi pertama di Indonesia yang menjadi pilot project Single Lane Free Flow (SLFF) ini. Bali dipilih lantaran provinsi ini dinilai terisolasi dari arus kendaraan luar pulau sehingga pemantauan akan lebih mudah dilakukan.