Bisnis.com, DUBAI--Nakheel PJSC dan Majid Al Futtaim Properties LLC, dua perusahaan realestat terbesar di Dubai, memangkas jumlah karyawannya dalam beberapa pekan terakhir.
Nakheel, perusahaan yang dikendalikan negara, pengembang yang menggarap pulau berbentuk palem Palm Island yang menjadi landmark Kota Dubai, mulai goyah dan di ambang default hampir satu dekade lalu.
Perusahaan itu kini memecat sekitar 300 karyawan, kata orang-sumber yang meminta namanya dirahasiakan karena masalah ini bersifat pribadi itu, Kamis (7/3/2019). Hal Itu, katanya, adalah bagian dari rencana perusahaan untuk mengkonsolidasikan operasinya.
"Kami terus meningkatkan efisiensi dengan menerapkan kebijakan, seperti melakukan outsourcing bagi posisi yang tidak penting, yang merupakan kepentingan jangka panjang terbaik dari para pemangku kepentingan kami," kata Nakheel dalam sebuah pernyataan.
Penurunan panjang pasar properti Dubai sejak mengalami booming pada Oktober 2014, telah membalikkan semua prediksi rebound hingga saat ini. S&P Global Ratings mengatakan bulan lalu bahwa mereka memperkirakan harga akan turun sebesar 10% tahun ini.
Majid Al Futtaim Properties, pengembang swasta yang menggarap Mall of the Emirates yang memiliki fitur ski es terbesar dalam ruangan, memotong lebih dari 100 pekerjaan, menurut sumber yang mengetahui masalah ini. “Perusahaan berencana memanfaatkan tenaga outsourcing di sejumlah manajemen proyek, sehingga jumlah karyawan internal lebih rendah,” kata salah satu orang.
Baca Juga
"Seperti halnya semua organisasi besar, kami mengalami tingkat pengurangan tertentu yang terjadi sebagai akibat dari standar kinerja," kata Majid Al Futtaim Holding dalam sebuah pernyataan. Perusahaan induk, menurut pernyataan itu, telah meningkatkan jumlah karyawan tahun lalu dan pada bulan Januari.