Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah berencana melakukan penataan di sektor perikanan budi daya guna mendorong pengembangan komoditas berbasis daerah atau kawasan.
Kepala Bidang Perikanan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rahmat Mulianda menyebutkan dengan pola ini, daerah akan didorong untuk menghasilkan komoditas unggulan yang spesifik demi menggenjot pertumbuhan ekonomi di daerah.
“Yang jelas, komoditas ini akan berbasis kawasan. Bagaimana rumput laut cocoknya di mana, lele di mana, gurame di mana, patin di mana. Ini akan kita coba tata lebih pas lagi. Jadi, bisa saja untuk Sumatra spesialis patin, Jawa Barat spesialis ikan mas, lele spesialis Jawa Tengah,” jelasnya, baru-baru ini.
Kendati demikian, Rahmat menyebutkan bahwa penerapan pola ini memang tidak bisa dilakukan secara singkat. Pasalnya, saat ini kegiatan budi daya telah marak dilakukan dengan berbagai komoditas yang tersebar di berbagai tempat.
Selain penataan komoditas perikanan budidaya berbasis kawasan, pemerintah juga berencana untuk mendorong pengembangan unit pengolahan ikan di daerah timur Indonesia.
Saat ini, seperti diketahui bahwa unit-unit pengolahan ikan kebanyakan terpusat di Jawa Timur dan Bali sementara daerah penghasil ikan kebanyakan berada di Timur Indonesia.
“Kita rencananya jangka panjang akan membuat juga sistem industri ke arah timur. Namun, itu butuh waktu karena terkait dengan listrik, jalan dan macam-macam,” ujarnya.
Kendati tak bisa terwujud dalam waktu singkat, rencana mengembangkan industri pengolahan ikan ke wilayah timur ini akan mulai dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2019-2024. Pengembangannya pun akan dilakukan melalui koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait.
Oleh karena itu, untuk sementara ini, penerapan sistem logistik ikan nasional (SLIN) akan menjadi senjata untuk mengefisienkan usaha dan biaya untuk kebutuhan logistik perikanan.
Seperti diketahui, untuk mendukung logistik perikanan, selain ketersediaan kapal regular pengangkut ikan, dibutuhkan pula kontainer berpendingin agar kualitas ikan bisa tetap terjaga.
“Sekarang keterbatasan refrigerator kontainer mengakibatkan ikan tidak bisa bolak-balik dengan baik dan efisen,” ujarnya.
Selain hal di atas, sektor perikanan juga didorong untuk terus mencari pasar-pasar baru di luar pasar konvensional yang ada saat ini. Seperti diketahui, Amerikia menjadi salah sagtu pasar tujuan ekspor perikanan terbesar Indonesia.
Di samping itu ada Jepang yang dianggap sudah jenuh dan Eropa dengan potensi yang masih terbuka lebar. Adapula, pasar-pasar baru seperti Timur Tengah dan Afrika yang saat ini mulai dibidik.