Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah menargetkan produksi perikanan bisa tumbuh hingga 25,71 juta ton dalam jangka waktu 2019—2024.
Kepala Bidang Perikanan Badan Perencanaan Pembangunana Nasional (Bappenas) Rahmat Mulianda menyebutkan produksi perikanan dalam RPJM 2019-2024 akan lebih banyak ditopang oleh sektor budi daya.
“Ada restriksi penangkapan ikan oleh usaha besar. Sakarang kan small scale fishing yang dominan. Jadi, walaupun ada MSW [stok ikan lestari] 12,5 juta ton, kita enggak bisa langsung akselerasi tangkapan karena perusahan ikan skala besar jumlahnya menurun,” jelasnya, baru-baru ini.
Dari target sementara sebesar 25,71 juta ton, menurutnya, perikanan tangkap baru akan menyumbang sebesar 6 juta ton—7 juta ton. Kalaupun produksinya bisa dimaksimalkan sesuai jumlah tangkapan yang diperbolehkan, produksi perikanan tangkap baru akan mencapai sekitar 10 juta ton.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa pengembangan perikanan budi daya juga bukanlah tanpa tantangan. Pasalnya, untuk membuka tambak-tambak baru diperlukan upaya yang besar seperti pengadaan infrasruktur dan energy, khususnya listrik.
Untuk itu, ke depan, pembangunan sektor perikanan akan dilakukan dengan melibatkan kementerian dan lembaga lainnya.
“Ini harus kita konsolidasikan dengan kementeria PU dan kementerian lainnya karena pembukaan tambak juga tidak gampang, termasuk juga nanti dengan kaitan zonasi di pesisir,” jelasnya.
Meski demikian, dia menekankan bahwa angka tersebut masih akan terus dikaji hingga akhir tahun.
Adapun untuk jenis komoditas yang akan dikembangkan menurutnya dibagi menjadi dua yakni komoditas untuk pangan dan ekspor. Untuk ekspor, peningkatan produksi akan ditekankan pada tuna, rumput laut, dan udang.