Bisnis.com, JAKARTA - Pembangunan Stasiun Kereta Api (KA) Pelabuhan Kuala Tanjung, Medan, Sumatra Utara, diharapkan dapat mempersingkat distribusi logistik di Sumatra Utara. Pembangunannya hingga saat ini sudah mencapai 97,3%.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa stasiun ini langsung terhubung dengan Pelabuhan dengan jalur Sei Mangkei--Pelabuhan Kuala Tanjung. "Dari Belawan juga bisa, tapi dari Sei Mangkei yang utama," demikian disampaikannya dalam keterangan resmi, Minggu (3/3/2019).
Dia menuturkan, dengan adanya Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung distribusi logistik akan lebih dekat, sehingga harga bisa lebih murah dan terjangkau.
Saat ini, angkutan barang dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei harus menuju Pelabuhan Belawan sejauh 140 km dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam.
Dengan adanya jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, maka angkutan barang tidak akan melewati Pelabuhan Belawan tetapi melewati Pelabuhan Kuala Tanjung dengan jarak tempuh menjadi 40 km dan waktu tempuh berkisar 1 jam.
"Rute biasanya ke Belawan itu kan jauh kalau ke sini [Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung] lebih dekat dan lebih murah karena kapalnya besar-besar di sini," ungkapnya.
Dengan panjang lintasan 21,5 km, proyek ini akan mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei menuju Pelabuhan Kuala Tanjung dan sebaliknya, sesuai dengan prorgram oemerintah untuk melakukan pembangunan infrastruktur, khususnya kawasan terpadu industri, pelabuhan, dan kereta api.
Langkah itu dilakukan untuk terciptanya pelayanan jasa terpadu yang membuat semua layanan menjadi cepat dan biaya menjadi lebih murah dan efisien.
Selain itu, dengan keberadaan angkutan KA ini diharapkan dapat meningkatkan potensi perekonomian yang ada di sekitar wilayah tersebut. Dalam pengerjaan jalur di Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung terdapat juga program padat karya dan melibatkan 100 pekerja dari wilayah sekitar, sehingga membantu pendapatan warga sekitar.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa stasiun ini langsung terhubung dengan Pelabuhan dengan jalur Sei Mangkei--Pelabuhan Kuala Tanjung. "Dari Belawan juga bisa, tapi dari Sei Mangkei yang utama," demikian disampaikannya dalam keterangan resmi, Minggu (3/3/2019).
Dia menuturkan, dengan adanya Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung distribusi logistik akan lebih dekat, sehingga harga bisa lebih murah dan terjangkau.
Saat ini, angkutan barang dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei harus menuju Pelabuhan Belawan sejauh 140 km dengan waktu tempuh kurang lebih 4 jam.
Dengan adanya jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, maka angkutan barang tidak akan melewati Pelabuhan Belawan tetapi melewati Pelabuhan Kuala Tanjung dengan jarak tempuh menjadi 40 km dan waktu tempuh berkisar 1 jam.
"Rute biasanya ke Belawan itu kan jauh kalau ke sini [Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung] lebih dekat dan lebih murah karena kapalnya besar-besar di sini," ungkapnya.
Dengan panjang lintasan 21,5 km, proyek ini akan mendukung konektivitas Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei menuju Pelabuhan Kuala Tanjung dan sebaliknya, sesuai dengan prorgram oemerintah untuk melakukan pembangunan infrastruktur, khususnya kawasan terpadu industri, pelabuhan, dan kereta api.
Langkah itu dilakukan untuk terciptanya pelayanan jasa terpadu yang membuat semua layanan menjadi cepat dan biaya menjadi lebih murah dan efisien.
Selain itu, dengan keberadaan angkutan KA ini diharapkan dapat meningkatkan potensi perekonomian yang ada di sekitar wilayah tersebut. Dalam pengerjaan jalur di Stasiun Pelabuhan Kuala Tanjung terdapat juga program padat karya dan melibatkan 100 pekerja dari wilayah sekitar, sehingga membantu pendapatan warga sekitar.