Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menpar Arif Yahya: Pemulihan Pariwisata Lombok Terganggu Naiknya Tiket Pesawat

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai kenaikan harga tiket pesawat cukup mempengaruhi pariwisata Lombok yang sedang dalam masa pemulihan pascagempa.
Menteri Pariwisata Arif Yahya (kanan) didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kedua kanan) dan Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi Dodi Dharma Cahyadi (kiri) meninjau terminal baru di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (16/6)./Antara-Budi Candra Setya
Menteri Pariwisata Arif Yahya (kanan) didampingi Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas (kedua kanan) dan Kepala Bandara Blimbingsari Banyuwangi Dodi Dharma Cahyadi (kiri) meninjau terminal baru di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (16/6)./Antara-Budi Candra Setya

Bisnis.com, KUTA – Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai kenaikan harga tiket pesawat cukup mempengaruhi pariwisata Lombok yang sedang dalam masa pemulihan pascagempa.

Arif Yahya memerinci sebelum terjadi kenaikan harga tiket pesawat, kunjungan wisata ke Lombok yang awalnya 30% dari rata-rata kondisi normal telah naik menjadi 50% wisatawan. Hanya saja, ketika kenaikan harga tiket pesawat terjadi, kunjungan wisata ke Lombok kembali turun menjadi 30% dari kondisi normal.

“Masalah di Lombok bukan karena gempa, recovery [pemulihan] gempa sudah selesai, kita recovery [pemulihan] yang lain sekarang yaitu harga tiket,” kata Arif Yahya, Minggu (17/2/2019).

Sebagai upaya pemulihan selanjutnya, Kementerian Pariwisata akan memfokuskan promosi wisata Lombok Selatan yang tidak terlalu banyak terkena dampak gempa, seperti Kuta Mandalika yang dinilai 100% aman dikunjungi.

Menurutnya, kenaiakan harga tiket pesawat ini memang hampir mempengaruhi semua destinasi di Indonesia. Rata-rata tingkat hunian kamar (okupansi) menurun sekitar 50% sampa 60% pada perhitungan Januari-Februari 2019 dibanding periode sama tahun lalu.

Biasanya, saat masa low season yang terjadi pada bulan-bulan tersebut, penurunan okupansi hanya sekitar 30% dibanding high season yang terjadi pada akhir tahun.

“Ekosistem [wisatawan] akan sangat terganggu, jadi akibatnya okupansi hotel drop, bandara terkena impact dari kenaiakan harga besar dan mendadak,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper