Bisnis.com, JAKARTA – Impor yang menjulang tinggi menjadi penghambat ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi sepanjang 2018 lalu.
Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. Andry Asmoro menuturkan angka impor ini telah secara signifikan mengurangi net ekspor.
"Impor, sebenarnya, telah menjadi penghambat pertumbuhan karena tumbuhnya mencapai 12,04%," kata Andry, Rabu (6/2/2019).
Dari catatan BPS, net ekspor berada dalam posisi minus 0,99%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih menjadi motor pertumbuhan utama. Hal ini memberikan sinyal kuatnya daya beli masyarakat.
Namun di sisi lain, Andry melihat tidak ada perubahan besar dari kontribusi komponen penopang PDB Indonesia. Konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 55,74% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 32,29%.
Ke depan, dia menuturkan PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 5,22% pada 2019.
"Kami melihat konsumsi rumah tangga dan PMTB akan menjadi mesin pertumbuhan," ujar Andry.
Selain itu, pembangunan infrastruktur akan turut memberikan efek terhadap pertumbuhan tahun ini.
Tahun ini, dia juga melihat kesempatan perbaikan net ekspor sejalan dengan kebijakan pemerintah menekan impor dan mendorong ekspor.
Seperti diketahui, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan B20 dan membatasi impor konsumsi. Bahkan, pemerintah akan meninjau kembali daftar larangan terbatas (lartas) ekspor dan kewajiban lampiran surveyor (LS) untuk meningkatkan ekspor.