Bisnis.com, JAKARTA—Net ekspor yang turun 0,99% sepanjang 2018 menjadi sandungan bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk mencapai target 5,2%.
Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,17% didorong oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 5,05% dibandingkan 4,94% oada 2017.
Adapun, ekspor di dalam struktur PDB mengalami penurunan menjadi 6,48% dibandingkan 8,91% pada tahun 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan net ekspor yang minus ini menjadi hambatan bagi pertumbuhan.
"Ke depannya kami berharap implementasi dari kebijakan mendorong ekspor, termasuk B20 ke depannya menjadi lebih bagus," ujar Suhariyanto, Rabu (6/2/2019).
Dia melihat upaya untuk mengenjot ekspor ini cukup memakan waktu, tetapi harus dimulai saat ini dengan mendorong daya saing industri.
Dari sisi produksi, Suhariyanto menuturkan industri pengolahan perlu menjadi perhatian. Pasalnya, hal ini sangat berkaitan dengan kinerja ekspor.
Pertumbuhan industri pengolahan terhadap PDB sepanjang 2018 melambat menjadi 4,27% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 4,29%. Jika dilihat dari subsektornya, Suhariyanto menilai makanan dan minuman perlu didorong pertumbuhannya karena kontribusinya yang besar terhadap PDB.
"Produk turunan dari CPO misalnya, ini perlu dibenahi. Sebenarnya sudah sejalan ya, hanya implementasi kebijakannya, tegas Suhariyanto.