Bisnis.com, DUMAI -- Pemerintah meresmikan Terminal Bandar Sri Junjungan Dumai, Riau, yang diharapkan dapat melayani arus penumpang dan barang, baik domestik maupun internasional.
Dari sisi laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melengkapi Pelabuhan Bandar Sri Junjungan dengan pembangunan dua ponton untuk fasilitas sandar atau tambat kapal penumpang 500 GT.
Adapun dari sisi darat, Pemerintah Kota (Pemkot) Dumai, melalui BUMD PT Pelabuhan Dumai Berseri, telah menyiapkan ruangan terminal penumpang dua lantai dengan luas masing-masing 725 meter persegi dan 603,5 meter persegi serta lapangan parkir kendaraan seluas 3.459 meter persegi.
Inspektur Jenderal (Irjen) Kemenhub Wahju Satrio mengatakan pihaknya telah membangun infrastruktur pelabuhan beserta fasilitas pendukungnya untuk mendukung konektivitas.
"Pembangunan Terminal Bandar Sri Junjungan Dumai yang sebentar lagi akan kita resmikan pengoperasiannya ini merupakan salah satu wujud sinergitas antara pemerintah pusat dan daerah yang perlu dipelihara dan ditingkatkan, bahkan dicontoh di tempat lain di Indonesia," ujarnya saat meresmikan Terminal Penumpang Pelabuhan Bandar Sri Junjungan Dumai, Jumat (1/2/2019).
Pelabuhan Bandar Sri Junjungan berada di bawah pengelolaan KSOP Kelas I Dumai.
Terminal ini akan melayani rute domestik, yakni Dumai ke Bengkalis, Selat Panjang, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, dan Batam. Demikian pula dengan rute internasional dari Dumai ke Malaka, Port Klang, dan Port Dickson, yang berada di Malaysia.
Kedua rute selama ini masih dilayani dermaga pelabuhan Pelindo I Cabang Dumai.
Wali Kota Dumai Zulkifli A.S. menuturkan selama ini, Dumai menjadi pelabuhan transshipment bagi komoditas yang dihasilkan oleh hinterland, seperti minyak bumi, minyak sawit mentah (CPO), dan produk kayu ke wilayah lain. Dumai bahkan mengapalkan 44% produksi CPO Indonesia.
Sayangnya, Dumai kurang memetik manfaat dari peran penting sebagai pelabuhan transit itu. Pajak dari aktivitas pengapalan langsung disetor ke pusat.
Menyikapi kondisi itu, Pemkot Dumai membentuk BUMD PT Pelabuhan Dumai Berseri 10 tahun lalu. Perusahaan itu sejauh ini menjalankan bisnis jasa pandu dan tunda kapal.
Saat ini, BUMD tersebut sudah memperoleh izin Badan Usaha Pelabuhan (BUP) untuk menjadi operator Pelabuhan Bandar Sri Junjungan.
"Saya dulu hampir 2 tahun ke Kemenhub secara rutin, 2 bulan sekali ke sana. Kami tidak punya pendapatan, tapi kami harus punya pelabuhan," ucapnya.