Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menyayangkan bahan baku industri perhiasan yang ada di dalam negeri banyak diekspor dalam bentuk mentah.
Gati Wibawaningsih, Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin, mengatakan salah satu bahan baku perhiasan yang banyak diekspor berupa batu giok.
“Yang terkenal itu giok Aceh, tetapi yang disayangkan ini kemarin diekspor dalam bentuk mentah,” ujarnya Senin (14/1/2019).
Oleh karena itu, Gati berharap pemerintah daerah bisa mencegah ekspor batu giok mentah tersebut agar bisa diolah di dalam negeri dan bernilai tambah.
“Setahun yang lalu saya ke Sukabumi, di sana ada batu-batuan mulia dan ada investor asing masuk modalin penduduk setempat untuk menambang. Kalau bisa pemda memberikan perhatian terhadap hal ini,” jelas Gati.
Adapun, industri perhiasan dalam negeri masih mengimpor beberapa bahan bakunya, seperti berlian, zamrud, dan ruby.
Salah satu daerah yang berpotensi untuk dikembangkan industri perhiasannya adalah Jawa Timur. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memastikan wilayahnya memiliki potensi besar untuk pengembangan industri emas dan perhiasan mengingat luasnya area tambang dan bahan baku yang bisa diolah.
Gubernur Jawa Timur Soekarwo sebelumnya menjelaskan Jatim saat ini memiliki tambang emas di Tumpang Pitu Banyuwangi yang sudah beroperasi, dan masih memiliki area tambang yang belum digali seperti tambang Silo di Jember, pasir besi di Malang dan Lumajang yang luasnya sampai 26.000 ha, di Tulungagung hingga perbatasan Trenggalek seluas 56.000 ha serta yang terbesar di Pacitan 96.000 ha.
"Tambang emas ini masih tahap FS (feasibility study) di Kementerian ESDM dan Kementerian Perindustrian," ujarnya.
Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengatakan potensi tambang yang ada tersebut bukan hanya menghasilkan emas tapi juga diikuti oleh tembaga, berlian dan batu-batuan lainnya sehingga industri perhiasan Jatim bisa memenuhi kebutuhan bahan baku dalam negeri sendiri.
Dia menambahkan, industri perhiasan di Jatim juga mengalami pertumbuhan yang positif. Pada 2016 tercatat mengalami pertumbuhan 12% dan tahun ini diperkirakan masih berada di angka dua digit.