Bisnis.com, JAKARTA – Setelah cenderung stagnan sepanjang 2018, pasokan pasar ritel di Jakarta diperkirakan kembali segar pada tahun ini.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto menyebutkan sepanjang 2018, pasar ritel di Jakarta bergerak stagnan dengan jumlah ruang seluas 4,65 juta meter persegi dan 70% di antaranya untuk disewakan. Tahun ini, diproyeksikan akan ada sejumlah proyek pusat perbelanjaan yang kembali berkembang.
“Akan ada 7 pusat belanja yang dikembangkan tahun ini hingga 2021. Sebanyak 5 di antaranya sudah dalam konstruksi mulai kuartal IV/2018 dan 3 dari 5 proyek yang tengah dikembangkan tersebut sudah segera siap beroperasi,” ungkapnya, belum lama ini.
Data Colliers International menunjukkan akan ada 3 pusat belanja di Jakarta dan 3 di Bodetabek pada tahun ini. Total pasok akan mencapai 7,5 juta meter persegi di Jabodetabek.
Secara keseluruhan, tambahan pasokan diprediksi mencapai 600.000 meter persegi dalam periode 2019-2021 dan 70% di antaranya berada di ibu kota.
Ferry menyebutkan hanya ada satu pembangunan pusat perbelanjaan sepanjang 2018 dan itu pun berlokasi di Depok, bukan Jakarta. Dengan wilayah yang bisa disewa mencapai 40.000 meter persegi, tambahan pembangunan itu hanya menambah pasokan sekitar 1,6%.
Tambahan pasokan tersebut membuat jumlah kumulatif pasokan pasar ritel di Jakarta menjadi seluas 2,59 juta meter persegi.
“Proyeksi pasok ritel tahun ini akan berkurang lagi pada 2020 karena tidak akan ada proyek pusat belanja baru yang selesai hingga 2021. Dengan pasok yang terbatas ini, kemungkinan ke depan kinerja tingkat huniannya bisa membaik di Jakarta dan sekitarnya,” lanjutnya.
Dengan adanya proyeksi tambahan pasokan tahun ini, tingkat hunian pasar ritel diprediksi turun 2% di wilayah Jabodetabek. Adapun harga sewanya diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 1%-2% hingga 2021.