Bisnis.com, JAKARTA — PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways tengah menggalang dana dari sindikasi perbankan untuk membiayai konstruksi proyek jalan tol Cibitung—Cilincing.
Direktur Utama PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways (CTP) Thorry Hendarto mengatakan bahwa perusahaan sudah menjalin kesepakatan dengan sejumlah bank yang siap memberi pinjaman untuk proyek jalan tol Cibitung—Cilincing.
Menurutnya, plafon dari kreditur belum mencukupi untuk menutup biaya konstruksi sehingga penggalangan dana dilanjutkan.
"Angkanya masih bisa berubah karena ada juga bank yang mau menambah [pinjaman]. Tanggal 17 [Januari 2019] nanti baru final," ujarnya kepada Bisnis.com, pekan lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, proyek jalan tol Cibitung—Cilincing sepanjang 34,80 kilometer menggunakan skema contractor pre-financing (CPF). Dalam skema ini, pembayaran biaya konstruksi dilakukan setelah kontraktor menyelesaikan pekerjaan konstruksi. Nilai CPF di ruas ini mencapai Rp7,50 triliun.
Di sisi lain, progres fisik ruas Cibitung—Cilincing telah mencapai 34,56% dan pembebasan lahan 75,23% per 14 Desember 2018. Progres baru berjalan di seksi 1, 2, dan 3, sedangkan di seksi 4 masih nihil.
Baca Juga
Thorry menyebutkan bahwa progres pembebasan lahan di seksi 4 diharapkan bisa rampung pada Februari 2019.
Pembangunan jalan tol Cibitung—Cilincing terdiri atas empat seksi, yaitu seksi 1 Simpang Susun Cibitung—SS Telaga Asih (3,14 kilometer); seksi 2 SS Telaga Asih—SS Tambelang (10,30 kilometer); seksi 3 SS Tambelang—SS Tarumajaya (14,30 kilometer), dan seksi 4 SS Tarumajaya—SS Cilincing (7,10 kilometer).
Secara keseluruhan, investasi proyek jalan tol Cibitung—Cilincing mencapai Rp10,80 triliun. Sebanyak 70% investasi dipenuhi dari pinjaman perbankan dan 30% dari setoran modal.
Sementara itu, biaya pengadaan tanah yang menjadi kewajiban pemerintah mencapai Rp4,18 triliun. Proyek jalan tol ini dijadwalkan beroperasi pada kuartal keempat 2019.