Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Klaim Kebutuhan Gula Impor Di Atas Proyeksi Pemerintah

Pelaku industri memrediksikan kebutuhan impor gula mentah (GM) untuk gula kristal rafinasi (GKR) pada 2019 di kisaran 3,20 juta ton, lebih tinggi dari proyeksi sementara pemerintah sebesar 2,80 juta ton.

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri memrediksikan kebutuhan impor gula mentah (GM) untuk gula kristal rafinasi (GKR) pada 2019 di kisaran 3,20 juta ton, lebih tinggi dari proyeksi sementara pemerintah sebesar 2,80 juta ton.

Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Rachmat Hariotomo mengatakan, sepanjang Januari-Desember 2018 realisasi penyaluran GKR dari AGRI kepada sektor industri makanan dan minuman (mamin) sudah mencapai 3,20 juta ton. Dia pun memperkirakan kebutuhan sektor industri mamin pada tahun depan tidak akan lebih rendah dari pada realisasi pada 2018 tersebut.

“Tahun depan hitung-hitungan kami kebutuhan GM untuk GKR, minimal 3,20 juta ton. Dengan catatan tidak ada pertumbuhan produksi dari industri mamin pada tahun depan dari tahun ini. Untuk itu kami masih menunggu laporan resmi, berapa perkiraan pertumbuhan produksi industri dari sektor mamin,” katanya, Rabu (26/12/2018).

Dia menganggap proyeksi sementara pemerintah untuk alokasi impor GM untuk GKR pada tahun depan tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sektor industri. Dia mengaku, telah meminta kepada pemerintah untuk memberikan alokasi impor sesuai dengan kontrak yang dimiliki oleh AGRI kepada sektor industri makanan dan minuman pada tahun depan.

Dia mengakui realisasi serapan GKR oleh sektor industri pada tahun ini tidak maksimal dan lebih rendah dari alokasi awal yang ditetapkan pemerintah pada awal 2018 sebesar 3,60 juta ton. Namun, menurutnya, kondisi tersebut tidak bisa menjadi acuan untuk menurunkan alokasi impor pada tahun depan menjadi 2,80 juta ton.

Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, pada semester I/2018 pemerintah mengalokasikan impor GM untuk GKR sebesar 1,87 juta ton dengan realisasi serapan hanya mencapai 1,56 juta ton. Hal itu membuat pemerintah mengevaluasinya dan akhirnya menurunkan alokasi impor GM untuk GKR pada semester II/2018 menjadi 1,27 juta ton

Kendati demikian, Rachmat meyakini alokasi kuota impor GM untuk GKR yang dikeluarkan pemerintah pada 2019 akan tetap lebih tinggi dari 2,8 juta ton. Pasalnya, menurutnya, pemerintah telah menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap kuota impor GM untuk GKR setiap tiga bulan sekali pada 2019.

“Tetapi pada intinya kami akan tetap mendukung setiap kebijakan pemerintah, sembari terus memberikan masukan kepada mereka agar kebijakan yang diambil bisa sesuai dengan kebutuhan industri,” lanjutnya.

Tumbuh 5%

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, industri mamin diproyeksikan akan tumbuh sekitar 5% pada 2019 secara year on year (yoy). Namun, dia belum dapat secara pasti menyebutkan berapa besar kebutuhan GKR untuk industri mamin pada tahun depan.

“Kami sedang mengagendakan pembahasan berapa besar kebutuhan kami terhadap GKR pada tahun depan. Tetapi untuk gambaran kasarnya,pada 2019, industri kami membutuhkan GKR lebih banyak dari pada tahun ini, karena proyeksi pertumbuhan industri kami saja mencapai 5%,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper