Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) bakal mengandalkan karet alam untuk preservasi jalan guna meningkatkan kualitas perkerasan dan ketahanan alur.
Menteri PUPR, Basuk Hadimuljono mengatakan penggunaan aspal untuk preservasi jalan secara langsung akan membantu petani karet di tengah tren harga yang menurun.
Dia menambahkan, penggunaan karet sebagai campuran aspal juga sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta Kementerian PUPR untuk menyerap karet petani.
“Saat ini jumlah yang akan diserap dan harganya masih dihitung oleh Ditjen Bina Marga,” ujar Basuki dalam siaran pers, Rabu (28/11/2018).
Basuki menuturkan, penggunaan karet untuk pengaspalan jalan sudah pernah dilakukan di beberapa lokasi, termasuk Sumatra Selatan. Menurut Basuki, karet alam memiliki keunggulan, yakni bisa meningkatkan kualitas perkerasan aspal dan ketahanan terhadapan alur.
Pada 2018-2018, Kementerian PUPUR menggunakan karet sebagai campuran aspal dengan ketebalan 4 sentimeter untuk preservasi jalan Muara Beliti-Tebing Tinggi-Lahat sepanjang 5,3 kilometer.
Baca Juga
Sebelum digunakan untuk campuran aspal, penggunaan karet sudah diuji coba pada pelapisan ulang jalan di Lido, Sukabumi.
Dalam uji coba tersebut, kandungan karet alam mencapai 7%. Dengan demikian, dalam satu ton aspal panas, penggunaan karet mencapai 4,2 kilogram.
Dalam prosesnya, karet dari petani diolah di Pusat Penelitian Karet di Bogor. Setelah itu, karet diolah lagi di tempat curah aspal di Lampung untuk kemudian disalurkan ke lokasi pencampuran aspal di Tebing Tinggi.
Untuk diketahui, Indonesia merupakan salah satu produsen karet alam terbesar di dunia. Produksi karet setiap tahun mencapai 3,2 juta ton dan 600.000 ton di antaranya digunakan di dalam negeri.