Bisnis.com, MANGUPURA – Puslitbang Hortikultura memperkenalkan inovasi perbanyakan bawang putih dengan biji serta produksi lipat ganda bawang merah dan cabai kepada peserta simposium internasional di Bali.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura Hardiyanto mengatakan jika dulu perbanyakan bawang putih dengan menggunakan umbi, kini bisa melalui biji.
“Inovasi unggulan hortikultura terkini yang kita miliki perlu dikomunikasikan kepada mitra di luar negeri untuk kerja sama dan pertukaran teknologi ke depan,” katanya di sela-sela Simposium Internasional Hortikultura, Selasa (27/11/2018).
Menurut Hardiyanto inovasi unggulan lainnya yang menarik perhatian peserta adalah produksi lipat ganda (proliga) yang berhasil diterapkan untuk dulu bawang merah.
Kata dia dengan menerapkan proliga produktivitas bawang merah yang biasanya 8-10 ton mampu dinaikkan dua kali lipat.
Ia menyebut proliga ini menggunakan teknologi yang memanfaatkan budi daya dengan pola jarak tanam, pupuk, dan pengendalian hama terpadu sehingga bisa menaikkan produktivitas bawang merah dan cabe.
Kendati begitu, masih ada kendala yang dihadapi petani di antaranya perubahan iklim yang menyebabkan hama dan penyakit menyerang. Selain itu tuntutan konsumen yang menginginan kualitas sayur dan buah yang lebih baik serta higienis.
Kata dia ke depan pertanian dengan ‘green house’ perlu dikembangkan agar sepanjang tahun bisa berpoduksi dengan kualitas bagus, mengurangi serangan hama penyakit, memudahkan pengaturan kelembaban dan irigasi.
“Jika sudah memsuki hortikultura modern, penanganan secara terpadu perlu didorong termasuk penanganan pascapanen,” katanya.
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Muhammad Prama Yufdi mengatakan simposium ini sangat penting untuk saling berbagai informasi tentang hasil penelitian komoditas hortikultura untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin besar dalam pengembangan komoditas tersebut.
“Pengembangan teknologi tersebut juga penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat banyak, termasuk petani kita,” katanya.
Ia mengatakan produk unggulan yang banyak diminati pasar ekspor di antaranya manggis, mangga, papaya, dan berbagai sayuran serta tanaman hias.
Simposium yang digelar 27-30 November ini diikuti 250 peserta yang berasal dari 10 negara yakni India, Filipina, Vietnam, Thailand, Jepang, Belgia, Selandia Baru, Australia, Jerman, dan Indonesia.