Bisnis.com, MERAK – PT ASDP Indonesia Ferry akan meluncurkan layanan eksekutif angkutan penyeberangan di lintasan Merak, Banten--Bakauheni, Lampung pada Desember 2018 untuk mendukung angkutan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019.
Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi mengatakan bahwa layanan eksekutif itu dibuat guna mengakomodasi keinginan konsumen mendapatkan layanan eksekutif. Hal itu juga sejalan dengan pengoperasian jalan tol Trans-Sumatra ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Lampung) hingga Palembang.
"Dengan adanya jalan tol Trans-Sumatra, ASDP melihatnya akan ada profil konsumen baru yang harus kami kelola dengan baik, " katanya dalam diskusi bertema Optimalisasi Angkutan Penyeberangan Dalam Mendukung Perekonomian Nasional di atas KMP Portlink melintasi Selat Sunda, Senin (26/11/2018).
Hadir sebagai narasumber Direktur Utama PT Jasa Raharja (Persero) Budi Rahardjo Slamet dan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi.
Dia melanjutkan kehadiran jalan tol Trans-Sumatra akan memudahkan akses perjalanan dari kota di Sumatra menuju Jakarta, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, tegasnya, layanan eksekutif ini akan didukung satu pasang terminal eksekutif di Merak dan Bakauheni yang kini sudah hampir selesai.
Menurutnya, Terminal Eksekutif melayani segmen penumpang atau kendaraan kecil, bus dan pada tahap awal juga akan melayani truk boks.
Selain itu, terminal itu juga menyediakan F&B untuk pengunjung non-penyeberangan, pengembangan fasilitas dan layanan eksekutif, seperti boarding lounge, vallet services, dan F&B. "Tenant terkenal sudah siap buka seperti Starbucks, Kopi Ketje, KFC, Crepes dan lain-lain," tegasnya.
Terminal Eksekutif Merak dibangun melalui proyek joint venture dari tiga BUMN yakni PT ASDP Indonesia Ferry, PT PP (Persero) Tbk dan Patra Jasa. Biaya investasi untuk membangun fasilitas di dermaga premium tersebut ditaksir mencapai Rp450 miliar.
Ira melanjutkan ASDP akan menyediakan empat unit kapal eksekutif, yaitu KMP Sebuku, KMP Batumandi, KMP Portlink, KMP Portlink III dengan spesifikasi kecepatan minimal 15 knot, serta sailing time 1 jam.
"[Dengan terminal Eksekutif] Tarif pasti berubah. Untuk penumpang yang ingin menggunakan layanan eksekutif dikenakan Rp60.000 naik dari dermaga eksekutif dan kapal eksekutif."
ASDP juga tengah membangun Terminal Eksekutif di Dermaga 6 Merak dan Dermaga 7 Bakauheni. Ira dengan percaya diri menyatakan bahwa Terminal Eksekutif itu nantinya lebih bagus dari Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi menyatakan bangga ASDP membangun terminal Eksekutif di lintasan Merak-Bakauheni. Menurutnya, kesan angkutan penyeberangan kumuh terbantahkan dengan kehadiran terminal Eksekutif tersebut. "Kami pantas berbangga dengan adanya Terminal baru ini. Rencananya akan dipakai Natal dan Tahun Baru," kata Budi.
Dia juga berharap ASDP terus meningkatkan pelayanan, keselamatan dan keamanan penyeberangan.
Budi juga menegaskan kewajiban pengoperasian kapal feri berukuran minimal 5.000 gross ton (GT) pada lintas Merak-Bakauheni (Jakarta-Lampung) berlaku mulai 24 Desember 2018 tak bisa ditawar lagi.
Menurutnya, kewajiban itu tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan PM 88/2014. Para operator kapal pun telah diberikan tenggat waktu empat tahun sejak keputusan tersebut berlaku pada 24 Desember 2014.
"Jadi nanti semuanya diangkut dengan kapal tersebut [5.000 GT] mengingat Tol Lampung sampai Palembang sudah selesai dibangun dan akan segera operasional," katanya.
Berkaitan dengan pengoperasian tol Trans-Sumatra, Budi juga menyampaikan ada sejumlah operator kapal baru yang mengajukan izin untuk pengoperasian kapal di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni.
"Tol Lampung ke Palembang ini kan sudah selesai, jadi saya dapat banyak permintaan untuk menerbitkan izin operasi kapal dari operator-operator baru. Tetapi, sesuai dengan moratorium yang ada izin tidak saya kasih," tegasnya.
Dia meyakini, 70 kapal yang saat ini beroperasi di lintas penyeberangan Merak-Bakauheni masih mampu mengatasi lonjakan kendaraan bermotor imbas dari keberadaan Tol Trans Sumatra.