Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perikanan Budi Daya Jadi Tumpuan, Kadin Minta Pemangku Kepentingan Tingkatkan Kerja Sama

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerjasama untuk memperkuat perikanan budi daya modern supaya bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik dan global.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pemerintah dan pelaku usaha perlu bekerjasama untuk memperkuat perikanan budi daya modern supaya bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik dan global.

FAO memprediksi pasar seafood dunia pada 2024 mencapai 240 juta ton dan 160 juta ton diantaranya berasal dari perikanan budidaya. Sementara itu, KKP menargetkan produksi perikanan naik hingga 20% per tahun. Adapun pada 2017, produksi perikanan tangkap mencapai 6,8 juta ton, sedangkan produksi perikanan budidaya sebesar 16,1 juta ton dengan rincian 5,65 juta ton ikan dan 10,45 juta ton rumput Iaut.

Ketua Umum Kadin Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto dalam forum diskusi di Bappenas mengatakan perikanan budidaya potensinya besar dan nilai produknya juga lebih tinggi. "Kami harapkan Indonesia mulai memperkuat perikanan budidaya modern, pengembangannya ini harus didukung payung hukum tata ruang serta riset dan pengembangan yang mumpuni,” kata Yugi pada Rabu (14/11).

Selain itu, akademisi juga perlu meningkatkan kerja sama dengan mitra industri. Menurutnya dengan cara bersinergi antara pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha dapat menghasilkan inovasi kelautan dan perikanan.

“Tentu kalangan industri perikanan membuka lebar-Iebar untuk pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan yang telah dihasilkan oleh berbagai pusat riset," tambah dia.

Selain budi daya, Kadin juga menyoroti produksi perikanan tangkap yang masih menemui beberapa tantangan, antara lain perpanjangan izin-izin operasional kapal nelayan dan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) yang masih terhambat, karena belum terintegrasi secara baik kedalam sistem OSS.

Pemerintah, lanjut Yugi, harus mempertimbangkan upaya mengembangkan armada perikanan tangkap dengan kapal nelayan yang mampu beroperasi di laut lepas untuk memanfaatkan potensi sumberdaya ikan di zona ekonomi eksklusif sehingga diharapkan dapat menunjang kebutuhan rantai pasok industri perikanan.

Yugi pun menilai industri kelautan dan perikanan nasional perlu ditingkatkan lebih jauh untuk bersiap menghadapi era revolusi industri 4.0 melalui peningkatan daya saing dan produktivitas. “Kualitas SDM sektor kelautan dan perikanan perlu terus didorong, penerapan teknologi dan inovasi juga tentu sangat menentukan. Yang kami harapkan juga sekarang ini adalah peningkatan investasi serta dukungan regulasi yang pro bisnis,” ungkapnya.

Yugi mengatakan pemerintah perlu menitikberatkan pada aspek peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudidaya, penyediaan bahan baku dan Iogistik, upaya peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja serta keberlangsungan lingkungan hidup dalam Rancangan RPJMN 2020-2024.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper