Bisnis.com, JAKARTA - Mengikuti arus tren dan kebutuhan pasar, para pengembang properti pun sudah mulai menyesuaikan teknik pemasaran dengan mengadopsi gaya digital.
Pengembang Bakrie Swasakti Utama dalam mempromosikan proyek Apartemen The Masterpiece dan The Empyreal ikut memanfaatkan sejumlah channel berbasis daring tanpa terkecuali lewat media sosial.
Sales & Marketing Division Head PT Bakrie Swasakti Utama Hermon Simanjuntak mengatakan dalam menjalankan metode digital marketing, Bakrie Swasakti Utama sudah memanfaatkan berbagai channel seperti Facebook, Instagram, Youtube, dan portal properti.
“Kami sudah melakukan berbagai mekanisme. Uniknya, dengan digital marketing kami bisa menjangkau audiensi sesuai dengan pangsa pasar yang ingin kami tuju, mulai dari jabatannya, kepemilikan mobil mewah, kota, umur, hingga pendidikannya,” papar Hermon, dikutip melalui keterangan resmi, Minggu (11/11/2018).
Dia mengatakan banyak kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi yang dibutuhkan hanya melalui smartphone atau perangkat lain.
Untuk itu, papar dia, pengembang harus pandai memilah-milah media digital mana yang sesuai dengan proyek properti yang dikembangkan. Apalagi selalu ada hal baru di dunia digital yang patut dicoba dan dievaluasi efektivitasnya.
Baca Juga
“Apalagi mengingat proyek kami The Masterpiece dan The Empyreal memiliki target konsumen yang sangat terbatas. Satu hal, yang bisa membuat ini sukses adalah bagaimana kami mengemas satu content marketing agar menarik dan bisa menarik konsumen baru,” tukasnya.
Dia menjelaskan The Masterpiece dan The Empyreal merupakan apartemen siap huni yang dibangun untuk menjawab keinginan masyarakat atas hunian yang tenang dan nyaman di jantung kota Jakarta.
Apartemen tersebut menyasar konsumen dari kalangan ekspatriat, profesional, pebisnis, eksekutif muda maupun investor.
Apartemen ini juga dilengkapi beragam fasilitas kelas atas sekelas hotel bintang lima. Mulai dari kolam renang, private lift, taman dan trek jogging, hingga sistem keamanan canggih yang beroperasi selama 24 jam.
Meski begitu, lanjut Hermon, tetap saja cara konvensional belum bisa diabaikan sepenuhnya lantaran masih punya efektivitas yang mumpuni.
“Contohnya pameran sebagai media pemasaran. Ini [pameran] tidak hanya dapat dilihat, tapi juga bisa divisualisasikan oleh calon konsumen. Namun balik lagi, cara konvensional satu ini akan berhasil apabila pengembang mampu mengemas booth dan gimmick yang bagus,” ujar Hermon.
Teknik konvensional lainnya yang masih diklaim ampuh dalam pemasaran properti, tambah dia, adalah networking yang dilakukan demi menjaring konsumen potensial sampai referral.