Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) menyatakan lintasan alternatif selain Merak-Bakauheni untuk kapal yang masih di bawah 5.000 GT dinilai asosiasi itu sudah penuh atau oversupply kapal.
"Sebenarnya dilintasan lain juga sudah penuh berdesak-desakan bukan hanya di Merak-Bekauheni terjadi oversupply tetapi di Ketapang-Gilimanuk, Lembar-Padang Bai, Bajoe-Kolaka, dan lain sebagainya," kata Ketua Umum Gadasdap Khoiri Soetomo, Kamis (8/11/2018).
Sebelumnya Kementerian Perhubungan menawarkan lintasan penyeberangan baru alternatif bagi kapal yang belum melakukan pembaharuan atau penggantian dengan ukuran minimal 5.000 GT.
Adapun lintasan alternatif itu antara lain Bitung-Ternate, Paciran-Garongkong, Pagimana-Gorontalo, Batam-Kuala Tungkal, Kupang-Kalabahi, dan penyeberangan jarak jauh Jakarta-Surabaya, Jakarta-Semarang, dan Surabaya-Lembar.
Selain itu, lintas penyeberangan di kota Sorong untuk meningkatkan konektivitas ke Raja Ampat bisa menjadi pilihan terlebih PT ASDP Ferry Indonesia (Persero) tengah membangun dermaga di kota Sorong. Kemenhub juga menawarkan lintasan Padang-Mentawai atau Bengkulu-Enggano.
Khoiri mengaku saat ini para anggotanya tengah kelimpungan mencari rute-rute pengganti untuk kapal-kapal yang tidak memungkinkan untuk diperbaharui menjadi minimal 5.000 GT ataupun diganti hingga pada tanggal 24 Desember mendatang.
Baca Juga
"Saya ini sangat kasian kepada anggota-anggota yang saat ini 'gentayangan' mencari rute pengganti," ujarnya.
Di sisi lain, dia menyatakan secara teknis kapal-kapal tersebut sebenarnya sudah dibangun dari awal sesuai dengan kondisi dermaga di Merak-Bekauheni sehingga jika dipindahkan ke tempat lain tidak akan sesuai.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menyatakan di perlintasan Merak-Bakauheni akan hanya tersedia sebanyak 68 kapal dengan ukuran minimal 5.000 GT menyusul akan diberlakukannya Permenhub No 88/2014.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Budi Setiyadi mengatakan pada tahun 2014 jumlah kapal yang beroperasi di lintasan tersibuk itu tercatat 52 unit di mana hanya 22 kapal berukuran di atas 5.000 GT, sedangkan 30 unit berukuran di bawah 5.000 GT.
Adapun sampai saat ini, jumlah kapal yang beroperasi di lintasan Merak-Bakauheni sebanyak 71 kapal.
Budi mengatakan operator kapal bisa mengganti kapal lama dengan yang baru namun tidak bisa melakukan penambahan unit lantaran moratorium penambahan kapal belum diizinkan. Sementara bagi kapal di bawah 5.000 GT, operator kapal dapat memperbaharui atau mengalihkannya ke perlintasan lain.
"Kami harapkan 68 unit kapal sejalan dengan pembangunan infrastruktur pada tahun 2019 di mana jalan tol dari Lampung-Palembang akan operasi mudah-mudahan bisa menampung atau sesuai demand yang ada," kata Budi, Rabu (7/11/2018).