Bisnis.com, JAKARTA — PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGN) optimistis menyelesaikan pembangunan jaringan gas sepanjang 107,9 kilometer yang terbentang dari Pasuruan – Probolinggo pada akhir tahun, meski saat ini pembangunan fisiknya baru 69,54%.
Pembangunan Jargas yang akan mengalirkan gas dari sumber yang dikelola Husky CNOOC Madura Ltd (0,2 MMSCFD) dengan nilai kontrak pembangunan Jargas mencapai Rp96,88 miliar. Pembangunan jargas sepanjang 107,9 km ini digunakan untuk melayani 11.339 Sambungan Rumah (SR).
Untuk Kota Pasuruan 51 km untuk melayani 6.314 SR, sementara Probolinggo sepanjang 56,9 km yang terbagi dalam 8 sektor untuk melayani 5.025 SR. Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menargetkan pembangunan fisik selesai pada akhir tahun.
Dai mengungkapkan, pemerintah dan PGN bersinergi melakukan perluasan pembangunan Jargas. Ke depan, menurutnya, banyak skema yang bisa digunakan untuk merealisasikan pembangunan Jargas.
“Sebab, gas merupakan energi masa depan yang sangat membantu kehidupan masyarakat. Indonesia melalui PGN mempunyai potensi besar sebagai penyangga dan pelayan bagi masyarakat,” katanya melalui keterangan pers, Rabu (31/10/2018).
Nantinya, konsumen cukup membayar Rp4.000 per m3. Sebaliknya, untuk konsumsi Elpiji 3 kg, konsumen harus merogoh kocek Rp5.200 per m3.
Sebelumnya, Gigih mengaku pembangunan Jargas menjadi fokus perseroan, yang sekaligus mendukung target pemerintah dalam instalasi 1 juta sambungan rumah dalam lima tahun mendatang.
“Ini kan project pemerintah bagaimana saalurkan gas, nah kita minta ke pemerintah penugasannya segera disampaikan saya dengar perpres sedang disiapkan sehingga dengan ada itu lebih cepat dan lebih kuat landasannya,” katanya.
Keberadaan landasan hukum juga akan memperkuat posisi PGN di daerah, dalam mengerjakan proyek jargas ini. Sayangnya, Gigih belum dapat menyebutkan nilai investasi yang dikucurkan untuk proyek tersebut.
Dengan adanya pembangunan jargas ini, diharapkan kontribusi serapan gas untuk rumah tangga dapat meningkat. Pasalnya, pada 2017, dari total pemanfaatan gas bumi untuk domestik sebesar 59% atau lebih besar dari ekspor yang sebesar 41%.
Pemanfaatan gas bumi domestik untuk Program Pemerintah berupa Jargas Rumah Tangga dan SPBG hanya sebesar 0,15%, sementara untuk industri sebesar 23,18%, sektor kelistrikan (14,09%), pupuk (10,64%), lifting migas (2,73%), LNG Domestik (5,64%), LPG Domestik (2,17%) Untuk ekspor, realisasinya terbagi untuk gas pipa sebesar 12,04% dan LNG 29,37%.