Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa sub penyalur bahan bakar minyak satu harga mencapai 77 penyalur.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan bahwa jumlah tersebut merupakan jumlah akumulasi dari 2017 hingga 14 Oktober 2018.
"Kalau BBM 1 harga sudah 77 [yang diresmikan] tapi yang sudah operasi 94 dari [target] 160 [2017- 2019]," katanya, Rabu (17/10).
Dalam hal ini realisasi pembangunan penyalur BBM satu harga sudah mencapai 58%. Dia pun mengaku pihaknya optimis untuk memenuhi target hingga 100%.
Menurutnya, kendala dalam membangun BBM satu harga adalah medan yang dituju sulit. "Karena memang pembangunannya di daerah yang sulit diakses. Tidak mudah tapi nanti bisa [sesuai target]."
Berdasarkan data yang diperoleh Bisnis, hingga akhir 2019 BPH Migas menargetkan PT Pertamina (Persero) untuk membangun 150 penyalur dan PT. AKR Corporindo sebanyak 10 penyalur.
Dalam capaian hingga 14 Oktober ini, Pertamina sudah membangun sebanyak 73 penyalur dan 4 penyalur yang sudah dibangun PT AKR Corporindo.
Sementara itu, terkait konsumsi solar bersubsidi hingga 15 Oktober 2018 sudah mencapai 82% atau sebesar 12,01 kiloliter (kl) dari kuota yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2018 sebesar 14,6 juta kl.
Dia mengatakan konsumsi Solar subsidi sampai akhir tahun tidak akan melebihi dari kuota yang ditetapkan meski saat ini kuota Solar subsidi sudah terpakai 82%.
Bahkan, PT Pertamina (Persero) selaku operator yang ditunjuk sebagai penyalur Solar subsidi memperkirakan konsumsi Solar tahun ini di bawah kuota.
"Mereka bilang akan jaga konsumsi dibawah 14,5 juta kl artinya di bawah asumsi APBN kan," katanya.
Dia juga menegaskan tidak akan ada kelangkaan solar subsidi di sejumlah daerah.
Apalagi, pihaknya sudah menggandeng aparat keamanan untuk menjaga agar penyaluran solar subsidi tepat sasaran.
"BPH kan sudah buat MoU sama kepolisian. Kita kerjasama sama mereka, sampai Polsek Polsek untuk mengawal ini."