Bisnis.com, JAKARTA - Eni Sp.A., perusahaan migas asal Italia berpeluang besar mendapatkan Blok Makassar Strait.
“Kemungkinan iya, soalnya dia yang buat proposal [lelang Blok Makassar Strait], yang masukin Eni. Lainnya tidak ada [yang masukin],” kata Djoko Siswanto, Dirjen Migas, Kementerian ESDM, Rabu (17/10/2018).
Menurutnya, Eni memiliki fasilitas produksi migas di Lapangan Jangkrik yang bisa diintergrasikan dengan Makassar Strait sehingga perusahaan itu berpotensi mendapatkan wilayah kerja migas yang saat ini dioperatori oleh Chevron. “Dia [Eni] punya fasilitas di situ, tinggal pasang pipa aja. Jadi, dari segi biaya, dia bisa murah.”
Kendati, dia mengaku belum bisa memastikan untuk pengumuman pemenang blok itu mengingat saat ini masih dalam tahap evaluasi mengingat pemenang lelang paling lambat diumumkan pada 25 Oktober besok.
Untuk diketahui, blok Makassar Strait merupakan salah satu blok yang dilelang oleh pemerintah pada Agustus lalu.
Saat itu, pemerintah kembali mengumumkan penawaran enam wilayah kerja migas yang terdiri atas tiga blok eksplorasi dan tiga blok produksi.
Untuk tiga blok eksplorasi yang dilelang, yakni Banyumas, Andika Bumi Kita, serta Southeast Mahakam.
Sedangkan tiga blok produksi, yakni Makassar Strait, South Jambi B, serta Selat Panjang.
Sebelumnya, Djoko menyebutkan sudah ada 12 perusahaan yang menunjukkan ketertarikannya kepada enam wilayah kerja tersebut.
Adapun tiga blok migas eksplorasi yang ditawarkan ini merupakan wilayah kerja yang telah ditawarkan pada tahap I dan sudah banyak peminatnya.
Namun blok tersebut dilelang kembali karena badan usaha memerlukan waktu yang lebih panjang untuk mengevaluasi dokumen lelangnya.
Potensi ketiga blok eksplorasi tersebut memiliki cadangan berbeda, seperti Banyumas yang memiliki potensi sebanyak 45 juta barrel of oil equivalent (BOE), Andika Bumi Kita sebanyak 250 juta BOE, dan Southeast Mahakam sebanyak 50 juta BOE.
Wilayah kerja Makassar Strait yang sebelumnya bagian dari Indonesia Deepwater Development (IDD) dilelang karena PT CPI dan dua rekannya tidak tertarik.
Untuk South Jambi B, yang sebelumnya dimenangkan oleh Petrochina, kembali dilelang karena badan usaha mundur karena beberapa permasalahan.
Sementara itu, untuk blok terminasi Selat Panjang ini, blok yang diproduksi tetapi pemilik blok ini sudah pailit di tingkat pengadilan, sehingga pemerintah memilih untuk melelang lapangan ini.