Bisnis.com, JAKARTA - Strategi untuk menarik wisatawan nasional tak pergi ke luar negeri atau outbound sangat diperlukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara.
Ketua Ikatan Cendikiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari mengatakan kelemahan pemerintah saat ini terlalu fokus pada wisatawan mancanegara (wisman) Padahal potensi wisatawan nusantara (wisnus) sangat besar.
"Pemerintah juga lupa bahwa wisnas yang keluar negeri sangat besar yang banyak mengeluarkan dolarnya," katanya kepada Bisnis, Senin (15/10).
Salah satu kelemahannya yakni biaya transport yang terlaulu mahal untuk mencapai destinasi di Indonesia sehingga memang dibutuhkan terobosan dan bantuan dari pemerintah sehingga harga transport tersebut terutama pesawat terbang tidak terlalu mahal.
"Ada insentif agar tiket pesawat tak mahal. Sebab kalau tidak banyak wisatawan dari Indonesia yang diambil ke negara lain," ucap Azril.
Salah satu caranya yakni meningkatkan daya tarik dengan mengembangkan keunikan dan keotentikan destinasi yang sangat berbeda dengan negara lainnya.
Baca Juga
Lalu memperbaiki pengemasan produk wisata. Pasanya wisatawan sangat menginginkan pengalaman yang sangat menarik terhadap keunikan dan keotentikan.
Tenaga Ahli Menteri Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata Kementerian Pariwisata (Kemenpar) I Gde Pitana menuturkan persaingan yang semakin keras dalam merebut pasar pariwisata sehingga menjadi tantangan terbesar bagi Indonesia.
“Angka proyeksi UNWTO yang memprediksikan pertumbuhan pariwisata dunia pada 2010-2030 berkisar 3,3% setiap tahun, namun kenyataannya belakangan ini tumbuh di atas 6% atau double digit. Sementara untuk kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, mendapatkan sebagian besar kunjungan wisman dunia,” ujarnya.
Pasar wisatawan dari Indonesa sendiri diburu oleh negara lain. Pasalnya, banyak wisatawan dari Indonesia yang melancong ke luar negeri.
Dia mengungkapkan banyak negara berusaha menjadikan Indonesia sebagai pasar utama mereka di antaranya Selandia Baru yang memberikan insentif bagi pelaku bisnis pariwisata di sana bila berhasil menarik wisman dari negeri kita.
Selain itu, ada pula Jepang yang mengembangkan wisata halal untuk merebut pasar Indonesia, sedang Vietnam membuat ‘Bali Baru’ sebagai destinasi unggulan mereka dalam upaya memenangkan persaingan di kawasaan pasar Asean khususnya dengan Indonesia.
"Persaingan sangat ketat terutama dalam merebut wisatawan milinial dengan strategi promosi digital yang bergerak cepat. Kami tengah menyiapkan strategi untuk mempertahankan wisatawan dalam negeri agar tak banyak keluar," tutur Pitana.