Bisnis.com, NUSA DUA, Bali — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mencatat kesepakatan bisnis Rp15,68 triliun dalam Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018 dari komitmen investasi dan perluasan pasar di luar negeri.
Berdasarkan data yang disampaikan manajemen perseroan, Wijaya Karya mengantongi head of agreement investasi pembangunan Kawasan Pariwisata Bali Utara dengan Indonesia Tourism Development Corporation dan Menjangan Group. Nilai investasi yang diteken senilai US$198 juta atau Rp2,97 triliun.
Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana mengatakan proyek tersebut akan memperkaya portofolio perseroan di bidang infrastruktur, pariwisata, dan investasi. Apalagi, pekerjaan tersebut akan menjadi pengembangan kawasan Bali Utara sebagai destinasi wisata baru.
“Kesepakatan kerja ini adalah head of agreement yaitu langkah awal perjanjian - perjanjian berikutnya untuk menentukan aspek detail lain seperti legal dan administrasi lain. Oleh karena itu, yang terpenting adalah bagaimana pihak-pihak yang terlibat dapat mengeksekusi perjanjian yang telah disepakati,” ujarnya Minggu (14/10/2018).
Selain itu, emiten berkode saham WIKA itu juga mencapai kesepakatan berkaitan dengan pembangunan 3 jalan tol di Jakarta dan Bandung. Pertama, perseroan bersama PT Margautama Nusantara (MUN) dan PT Summarecon Agung Tbk. akan bekerja sama untuk mengembangkan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) dengan nilai investasi kurang lebih sebesar Rp10 triliun.
Selanjutnya, kontraktor pelat merah tersebut meneken head of agreement pembangunan Jalan Tol NS Link Bandung. Fasilitas tersebut rencananya akan dibangun dengan struktur elevated dan menghubungkan tol Pasir Koja-Surapati dengan total panjang 14,30 kilometer.
Baca Juga
Kemudian, WIKA menjalin kerja sama dengan PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. melalui penandatanganan head of agreement pembangunan Jalan Tol Ancol Timur - Pluit atau harbour road 2. Tol sepanjang 9 kilometer tersebut akan dibangun oleh WIKA dengan struktur elevated.
Tambahan lainnya, Konsorsium WIKA - SEDIN Engineering Co., Ltd ditunjuk sebagai pemenang tender pembangunan pabrik Kaltim Amonium Nitrat (KAN) dengan nilai kontrak sebesar Rp958 miliar. Perseroan akan membangun pabrik tersebut dengan pekerjaan engineering, procurement, construction, dan commissioning (EPCC).
Di sisi lain, WIKA juga mencapai kesepakatan bisnis luar negeri bersama The Development Bank of Rwanda (BRD Plc) dan Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk membangun 1.000 rumah hunian dan kantor pusat BRD Plc dengan nilai total kesepakatan mencapai US$151 juta atau Rp2,26 triliun.
Tambahan lainnya, perseroan juga menyepakati kerja sama dukungan pembiayaan dan/atau modal kerja ekspor senilai US$30 juta atau Rp2,26 triliun bersama PT Timah Tbk. dan LPEI. WIKA akan menjajaki peluang untuk mengerjakan smelter TIMAH di Nigeria dengan metode engineering, procurement dan construction (EPC).
Direktur Keuangan Wijaya Karya A.N.S Kosasih mengatakan bahwa ajang Annual Meeting IMF-World Bank Group 2018 menjadi kesempatan yang baik bagi WIKA dalam membuka peluang pembiayaan pembangunan infrastruktur. Hal itu baik di dalam maupun di luar negeri.
“Ini adalah momentum untuk mendapatkan berbagai alternatif pembiayaan inovatif yang mungkin selama ini belum pernah diimplementasikan di Indonesia namun sangat bermanfaat bagi WIKA,” imbuhnya.