Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Wapres JK Sebut Macet Tanda Kemajuan Daerah

Di sela-sela forum infrastruktur Asian Development Bank (ADB), dalam rangkaian Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018 di Bali, Sabtu (13/10/2018), dia meminta maaf kepada tamu undangan yang mungkin terjebak macet di Jakarta.
JIBI
JIBI - Bisnis.com 14 Oktober 2018  |  08:07 WIB
Wapres JK Sebut Macet Tanda Kemajuan Daerah
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan sambutan saat acara High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insurance di Nusa Dua Bali, Rabu (10/10/2018). - JIBI/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Jakarta sudah lama dikenal sebagai salah satu kota dengan tingkat kemacetan yang buruk. Hal ini pun diakui oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Di sela-sela forum infrastruktur Asian Development Bank (ADB), dalam rangkaian Annual Meeting IMF-World Bank Group (WBG) 2018 di Bali, Sabtu (13/10/2018), dia meminta maaf kepada tamu undangan yang mungkin terjebak macet di Jakarta.

JK mengatakan kondisi tersebut tak dapat dihindari.

"Kalau Anda ke Jakarta, saya minta maaf bahwa selalu menghadapi traffic jam," ujarnya seperti dilansir Tempo, Minggu (14/10).

Menurut JK, kemacetan merupakan tanda kemajuan suatu daerah.

Di New York, misalnya, tingkat kemacetannya disebut lebih tinggi dibandingkan Jakarta. Ini menandakan daya beli masyarakat yang semakin meningkat. 

Dia menilai masyarakat cenderung menambah jumlah kendaraan mereka saat tingkat kemacetan meningkat.

"Kalau dulu masyarakat rumah tangga hanya membeli satu mobil, karena traffic jam terpaksa membeli dua mobil untuk bapak dan istrinya. Kalau makin traffic jam lagi, dia beli satu lagi untuk anaknya," tutur JK.

Namun, meski diakui terlambat jika dibandingkan kota-kota besar di negara lain, sekarang Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta mulai membangun sejumlah transportasi publik untuk mengatasi kemacetan. Keterlambatan ini diyakini dapat ditebus dengan beragamnya fasilitas yang diciptakan. 

Ditambah lagi, ada aturan ganjil genap yang diterapkan untuk menekan kemacetan.

Faktor penting lain yang dinilai penting untuk mengatasi kemacetan adalah partisipasi masyarakat. JK menegaskan masyarakat harus menggubah kebiasaan dengan lebih sering menggunakan fasilitas transportasi publik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

jusuf kalla annual meetings IMF-World Bank

Sumber : Tempo

Editor : Annisa Margrit

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top