Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) telah 2 tahun lalu mengusulkan pembangunan pusat logistik penanganan gempa di sejumlah lokasi di Indonesia guna menempatkan peralatan yang diperlukan jika terjadi gempa.
Ketua Umum DPP ALFI Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan asosiasi logistik bersama komunitas lain di antaranya Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) dan Supply Chain Indonesia (SCI) memberikan perhatian lebih dengan membentuk forum logistik bencana dengan memberikan kontribusi peningkatan kapasitas SDM dan sharing knowledge.
Dari forum tersebut, tuturnya, ALFI memberikan masukan dan rekomendasi atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam membentuk main hub BNPB di empat kota yakni Medan, Surabaya, Makassar, dan Jakarta.
"Bukan saja setuju [pendirian pusat logistik], bahkan ALFI sudah mengusul sejak awal seperti sejak 2 tahun lalu," kata Yukki.
Hal tersebut sekaligus menanggapi niat pemerintah yang akan merancang pembangunan pusat logistik di daerah aman sehingga nantinya dapat menjangkau daerah terkena bencana alam.
Pendirian pusat logistik tersebut nantinya guna mempercepat mobilisasi peralatan penanganan gempa seperti alat berat, alat pemurni air, dan tenda-tenda.
Saat ini pemerintah belum menentukan lokasi pusat logistik tersebut lantaran menunggu hasil studi lebih lanjut. Namun, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan dalam keterangan persnya mengatakan lokasi tersebut bisa saja di Balikpapan, Medan, Surabaya, Makassar, atau salah satu kota di Papua Barat.
Meski demikian, Yukki mengatakan selain pendirian hub di sejumlah daerah yang dipatut diperhatikan terhadap logistik bencana adalah penanganan logistik seperti pendistribusian dan komando yang benar-benar jelas. Komando yang jelas akan sangat berdampak dalam hal koordinasi. "Pastinya baik pada tatanan implementasi."
Dalam hal tersebut, Yukki menyebut pemerintah bisa meniru Jepang yang terbilang baik terkait penanganan gempa dan logistiknya. Jepang sebagai negara rawan gempa, menurutnya, mempunyai sistem komando yang jelas dalam menghadapi gempa.
"Masyarakat pun dibekali bukan saja dalam hal terjadi gempa, pihak relawan juga mempunyai buku saku dalam hal logistik termasuk serah terima barang. Bagaimana menerima bantuan dari publik sampai mendistribusikan harus jelas," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada pembenahan pola penanganan logistik di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, termasuk dalam hal penyimpanan logistik. Di sisi lain, dia juga berharap ada peningkatan koordinasi antarlembaga dan kementerian (L/K).