Bisnis.com, JAKARTA--Kementerian Perindustrian memproyeksikan ekspor produk kerajinan bisa tumbuh sekitar 10% pada tahun depan.
Gati Wibawaningsih, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin, mengatakan pasar ekspor kerajinan sepanjang tahun lalu senilai US$251 juta. Pihaknya bakal terus menggenjot nilai ekspor karena permintaan global tengah membaik dan juga sebagai upaya menekan defisit neraca perdagangan.
"Tahun depan semoga bisa naik 10% karena ada pameran craft terbesar di dunia, Ambiente di Frankfurt, Jerman," ujarnya seusai pembukaan Pameran Kriyanusa Dekranas di Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Dalam pameran tersebut, Kemenperin bakal memfasilitasi 8 perusahaan yang memiliki produk berkualitas dan telah memiliki pasar ekspor. Produk-produk kerajinan yang banyak diminati pasar global antara lain kerajinan berbahan dasar kayu, tembaga, tekstil, kaca, dan sebagainya.
Selain memfasilitasi pengusaha IKM untuk ikut pameran di luar negeri, Kemenperin juga membantu meningkatkan ekspor kerajinan dengan melakukan pembinaan dan bimbingan teknis serta membuka pasar untuk produk IKM dengan program e-Smart IKM.
Program e-Smart IKM merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada dengan tujuan meningkatkan akses pasar melalui internet marketing.
"Kami juga memberikan bantuan melalui program restrukturisasi mesin," kata Gati.
Melalui program tersebut, pelaku IKM dapat mengajukan proposal untuk mendapatkan fasilitas potongan sebesar 30% dari harga untuk mesin produk dalam negeri dan 25% dari harga mesin produksi luar negeri. Tahun depan, Kemenperin berencana menaikkan alokasi dana untuk program ini.
Adapun, selama ini produk kerajinan dalam negeri banyak dikirim ke Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris Raya, Singapura, Jerman, dan sisanya ke beberapa negara lain. Gati menambahkan selama 4 tahun terakhir, Kemenperin sedang menjajaki pasar Eropa Timur melalui Rusia.