Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyatakan alasan terkait minimnya sertifikasi profesi di bidang logistik di Indonesia.
Kepala Komite Tetap Kadin Bidang Logistik, Supply Chain, dan Sumber Daya Manusia, Nofrisel, mengatakan setidaknya ada tiga hal yang menjadi catatan terkait hal tersebut.
Pertama, menurutnya, lembaga sertifikasi yang mencetak tenaga ahli di bidang logistik pun dinilainya masih terbatas.
Sepanjang pengetahuan Nofrisel, setidaknya ada lima lembaga yang mengeluarkan sertifikasi profesi. Oleh karena itu, dia berharap ada lembaga-lembaga lain yang menyusul.
Kedua, perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga-tenaga ahli juga dinilainya belum banyak apalagi yang fokus dan terkonsentrasi di bidang logistik.
"Jadi kalau kita lihat hanya Trisakti, Politeknik Pos Indonesia, STIMLOG. Walaupun ada magister yang sudah memulai seperti ITS dan ITB. Tapi intinya semuanya belum banyak. Dan semuanya baru mulai dua atau tiga tahun silam," ujarnya, Senin (24/9/2018).
Ketiga, tidak ada pilihan bagi industri terkait hal tersebut sehingga menurutnya tidak bisa menyalahkan industri-industri yang belum mensyaratkan karyawannya agar dapat sertifikasi.
"Oleh karena itu, kita harus mendorong dari semua sisi lini itu," katanya.
Di samping itu , dia berharap dan menyambut positif apabila pemerintah dapat memberikan insentif khusus kepada lembaga sertifikasi mengingat selama ini lembaga sertifikasi berjalan sesuai kemampuannya sendiri.
"Kalau ada insentif berupa dana dari pemerintah kita sambut positif. Insentif itu akan mengakselerasi bagi industri sebab revolusi industri 4.0 juga kan semakin membutuhkan keahlian-keahlian khusus ke depannya," jelasnya.