Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laporan dari Hong Kong: AP I Berkomitmen Jadi Komite ACI

Perusahaan pengelola bandara PT Angkasa Pura (Persero) 1 berkomitmen menjadi anggota komite Airports Council International (ACI), khususnya di bidang ekonomi dan lingkungan.

Bisnis.com, HONG KONG - Perusahaan pengelola bandara PT Angkasa Pura (Persero) I berkomitmen menjadi anggota komite Airports Council International (ACI), khususnya di bidang ekonomi dan lingkungan.

Dalam kunjungan kerja AP I ke Hong Kong pada 20--23 September 2018, salah satu agenda ialah melakukan pertemuan dengan ACI Asia Pasifik. Organisasi yang menjadi komunitas bandara sedunia ini pun mengajak AP1 untuk turut serta aktif sebagai anggota komite.

Head Technical & Industry Affairs ACI Asia Pasific S.L. Wong menyampaikan, bandara di Indonesia kian berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir, khususnya dalam hal keamanan dan operasional. Bahkan, mengutip data International Air Transport Association (IATA), pada 2036 Indonesia akan masuk jajaran 4 besar bandara terpadat di dunia. 

"Kami mengharapkan selain aktif mengembangkan bandara di negara sendiri, Indonesia juga dapat duduk sebagai komite ACI,"  ujarnya di hadapan jajaran manajemen AP I dan jurnalis, Jumat (21/9/2018).

Menurutnya, kolaborasi ACI dengan AP I dapat meningkatkan pengembangan bandara di Indonesia, sekaligus anggota organisasi lainnya, khususnya di Asia Pasifik. Pasalnya, ada transfer pengetahuan yang dapat diaplikasikan di masing-masing bandara.

Wong menambahkan, pekerjaan rumah industri penerbangan Indonesia ke depannya ialah membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mendukung operasional pengembangan bandara. 

ACI memiliki aggota 641 perusahaan yang mengelola 1.953 bandara di 176 negara. Di Asia Pasifik, organisasi ini menaungi 105 anggota dengan 585 bandara di 48 negara.

Ada delapan fokus sektor pengembangan ACI, yakni keselamatan, keamanan, slot, isu teknikal, lingkungan, ekonomi, fasilitas, dan teknologi informasi. Kedelapan aspek ini memiliki indikator-indikator pengembangan sebuah bandara.

Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji menyampaikan, pihaknya tentu menyambut baik permintaan ACI agar AP1 ikut aktif sebagai anggota komite organisasi. Hal ini tentunya memberikan banyak manfaat, khususnya bagi Indonesia sendiri.

"Kalau di ACI, dia bisa melakukan audiensi ke states, seperti  International Civil Aviation Organization (ICAO). Level politik Indonesia di dunia bandara juga akan semakin tinggi," jelasnya.

Dengan posisi Indonesia yang kian strategis sebagai anggota komite ACI, AP I dapat menyuarakan kebutuhan bandara di dalam negeri. Pasalnya, karakter demografi dan geograsi tiap negara berbeda, sehingga menentukan konsep pengelolaan suatu bandara. 

"Dengan posisi di komite, kami bisa menyuarakan kebutuhan negara kita. Eropa dan AS paling getol masuk-masukin peraturan ke ICAO. Karena itu, penting adanya info-info dari negara berkembang, sehingga mereka mampu membuka mata karena permasalahannya berbeda," ungkapnya.

Keanggotaan sebagai komite ACI memberikan posisi tawar yang besar kepada AP I. Oleh karena itu, dibutuhkan orang yang kuat dan mampu dalam bernegosiasi.

Menurut Devy, AP perlu aktif sebagai anggota ACI, karena bandara yang dikembangkan cukup banyak. Selain itu, pergerakan lalu lintas udara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, sangat tinggi.

AP I sudah memiliki anggota komite ACI di bidang keamaan. Ke depannya, perusahaan akan mengirimkan wakilnya untuk masuk ke jajaran komite ekonomi dan lingkungan ACI. 

Bidang ekonomi menjadi penting untuk mendukung keberlanjutan operasional bandara dan menunjang konektivitas. Pasalnya, AP 1 mengelola 13 bandara, sedangkan anggota lain kebanyakan hanya mewakili satu bandara. 

Adapun, bidang lingkungan menjadi isu yang seksi di bahas di dunia global. Salah satu bandara, yakni Adi Soemarmo di Solo, sudah menjadi tuan rumah pertemuan ACI dengan Airports Excellence Programmes (APEX) perihal standar lingkungan yang baru pada 27--31 Agustus 2018.

Dengan demikian, Adi Sormarmo menjadi bandara kedua di dunia yang menerapkan standar lingkungan baru dari ACI dan APEX setelah Ekuador, dan menjadi yang pertama di Asia Pasifik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper