Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan kurir J&T Express tidak akan menjalin kerja sama franchise alias waralaba guna memperluas jaringan.
CEO J&T Express Robin Lo mengatakan sebenarnya ada nilai plus dan minus ketika perusahaan kurir membuka kerja sama secara waralaba.
"Nilai plusnya adalah pengembangannya lebih cepat dan lebih hemat. Misalnya, ketika kita butuh partner di Papua atau Sulawesi, maka kita cari orang untuk buka franchise. Apabila sudah ada, kita sebut sudah ada cabang di sana. Tapi untuk J&T tidak," katanya beberapa waktu lalu.
Robin mengatakan dengan mengandalkan sistem kerja secara internal tersebut, maka seluruh gerai J&T di Tanah Air dikelola oleh perusahannya sendiri. Kendati di sisi lain dia tidak menampik bahwa pihaknya harus berinvestasi ketika akan membuka gerai di suatu daerah.
"Artinya ketika kita mau membuka di suatu area yang jauh, memang agak sulit karena kita harus investasi sendiri, harus cari orang sendiri dan sebagainya," kata Robin.
Meski demikian, dia mengaku ada nilai kepuasaan tersendiri baginya sebab dapat mengontrol secara langsung kualitas perusahaannya, sehingga sampai saat ini J&T masih belum akan membuka waralaba.
"Jadi ketika terjadi sesuatu, misalnya, barang belum dikirim, maka kita akan dorong tim kita untuk secepatnya mengirimkannya. Ini beda bila dengan waralaba yang kemungkinan saja ada masalah internal yang kita enggak tahu sehingga barang lambat untuk dikirim," ungkapnya.
Dengan kata lain, Robin mengklaim J&T Express lebih mengandalkan kepuasaan pelayanan terhadap pelanggan dengan lebih baik. "Dibandingkan dengan yang lain, memang mungkin kita susah mulainya, tetapi secara kepuasan dan pelayanannya J&T lebih baik," ujarnya.
Adapun saat ini, J&T Express telah memiliki 3.000 kantor cabang sendiri dengan 20.000 ribu pegawainya. Pada 20 Agustus mendatang, perusahaan yang didirikan mantan CEO OPPO Indonesia Jet Lee dan pendiri OPPO Internasional Tony Chen itu akan menginjakan usia ketiganya di Indonesia.