Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Logistics Performance Index: Bank Dunia Sebut Indonesia Butuh Kepastian Regulasi

Senior Trade Specialist Trade and Competitiveness Bank Dunia Henry Sandee mengatakan kepastian regulasi dibutuhkan agar para pelaku usaha di sektor ini dapat memahami mengenai kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan pemerintah ke depannya.
Pesawat kargo/Ilustrasi
Pesawat kargo/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia menyebut Indonesia membutuhkan kepastian soal regulasi seiring naiknya Logistics Performance Index (LPI) 2018 ke urutan 46 dengan skor 3,15, atau naik 17 peringkat dari dua tahun sebelumnya yang berada diposisi ke-63 dengan skor 2,98 se-dunia.

Senior Trade Specialist Trade and Competitiveness Bank Dunia Henry Sandee mengatakan kepastian regulasi dibutuhkan agar para pelaku usaha di sektor ini dapat memahami mengenai kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan pemerintah ke depannya.

"Yang terpenting adalah kepastian. Misalnya, kalau ada regulasi tertentu atau mengubah regulasi sudah ada pemberitahuan atau sosialiasi dahulu. Bisa meminta pendapat atau usulan dari para pelaku usaha," kata Henry, Rabu (15/8/2018).

Henry menilai, saat ini ketidakpastian soal penetapan regulasi kerap kali terjadi bahkan sampai dikeluarkan begitu saja oleh pemerintah tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu. Lalu, ketika penetapan regulasi itu menimbulkan efek negatif dan pemerintah mengubahnya begitu saja, maka akan menyebabkan para pengusaha kebingungan.

"Sebab masih sering terjadi regulasi dikeluarkan begitu saja secara langsung. Dan ketika dampaknya negatif, lalu diubah lagi. Ini menyebabkan para pengusaha jadi bingung," katanya.

Henry mengatakan skor Indonesia dalam LPI 2018 merupakan capaian terbaik. Akan tetapi, dia mencatat skor dari beberapa negara ASEAN juga mengalami perbaikan. Hal ini menurutnya perlu dipikirkan sekaligus menjadi pekerjaan rumah untuk peningkatan skor LPI dua tahun berikutnya.

"Dengan kata lain, jika kebijakan logistik Indonesia dalam dua tahun yang akan datang tetap sama, padahal di negara-negara tetangga betul-betul mengubah kebijakan dan memperbaiki lagi, maka bisa saja [Indonesia] tidak ada peningkatan atau mungkin ada penurunan," ujarnya.

Di sisi lain, dia menilai hal tersebut merupakan sebuah tantangan Indonesia-nya ke depannya baik untuk pemerintah, para pelaku industri logistik serta asosiasi yang bersangkutan guna mengembangkan kebijkan-kebijakan baru yang bisa meningkatkan skor LPI.

"Itu sebetulnya merupakan tantangan untuk Indonesia. Sekarang Indonesia ini tengah membaik. Akan tetapi itu tetap membutuhkan kebijakan baru, bagaimana pemerintah atau asosiasi dan sektor swasta bisa mengembangkan kebijakan baru yang paling tidak dapat meningkatkan skor LPI lagi," katanya.

Adapun LPI merupakan indeks kinerja logistik negara-negara di dunia yang dirilis oleh Bank Dunia per dua tahun sekali. Indeks ini memperhatikan sejumlah komponen yakni bea dan cukai, infrastruktur, pengiriman barang internasional, kualitas dan kompetensi logistik, pencarian barang (tracking/tracing), dan ketepatan waktu (timeliness).

Dari semua aspek penilaian LPI 2018, aspek kepabeanan meraih skor terendah sebesar 2,67. Sementara itu, aspek penilaian tertinggi adalah ketepatan waktu dengan skor 3,67.

Aspek lainnya yaitu infrastruktur dengan skor 2,89, pengiriman barang internasional 3,23, kualitas dan kompetensi logistik 3,1, dan pencarian barang sebesar 3,3.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper