Bisnis.com, JAKARTA - Sektor industri transportasi dan pergudangan dinilai masih prospektif pada kuartal III/2018 ini kendati diramalkan akan stagnan dibandingkan dengan kuartal II/2018 yang tumbuh sebesar 8,59%.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan sektor tersebut diproyeksi akan tetap membaik terutama pada sektor pergudangan.
"Pergudangan masih bagus, malah sudah mulai ada bisnis model Airbnb untuk warehouse yang sudah beroperasi di Indonesia," katanya saat berdiskusi via telepon dengan Bisnis Senin (13/8/2018).
Airbnb adalah marketplace online untuk sewa hotel, kamar, dan rumah. Rupanya, para pengelola jasa gudang cukup jeli menjaring potensi pelanggan dengan menyediakan jasa sewa gudang secara online melalui Internet.
Dengan kata kunci sewa gudang online di mesin pencarian Google, kita akan mendapatkan nama vendor gudang online. Di antaranya imslogistics.com, gudangumum.com, waresix.com, crewdible.com, lamudi.com, kargo.co.id, rajakirim.co.id, sewagudangpabrik.com.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan pelaku usaha menilai bisnis transportasi dan pergudangan pada kuartal III/2018 akan berada di urutan paling bawah dibandingkan sektor usaha lainnya.
Kendati demikian, Zaldy optimistis pada kuartal III/2018 tingkat konsumsi masyarakat akan naik seperti kuartal sebelumnya yang didorong oleh perhelatan Asian Games 2018 pada 18 Agustus mendatang. Bahkan, dirinya memperkirakan angka pertumbuhan sebesar 10%-12%.
"Saya masih optimis untuk kuartal depan karena semester I/2018 tingkat konsumsi naik dan kita harapkan tetap naik sampai akhir 2018. Tingkat konsumsi yang naik karena ada Asian Games," ujarnya.
Kendati demikian, dia mengatakan bisa saja bisnis pergudangan akan tetap stagnan apabila tensi politik menjelang Pilpres terlalu panas.
"Bisa [saja] lesu kalau gonjang-ganjing politik terlalu panas dan akhirnya membuat investor untuk menahan investasi di Indonesia," ucapnya.
Di sisi lain, geliat dagang-el juga turut meningkatkan permintaan ruang pergudangan bahkan perusahaan dagang-el mulai membuka bisnis logistik sendiri karena keterbatasan kapasitas perusahaan logistik lokal.
Berdasarkan catatan Bisnis, laporan konsultan properti Savills menyebut kebutuhan ruang gudang logistik pada 2021 diperkirakan bertambah sekitar 240.000 m2.
Sementara pada 2017 lalu, perusahaan dagang-el memberikan kontribusi 3% terhadap total pasokan gudang logistik seluas 8,1 juta m2.