Bisnis.com, JAKARTA — Kontraktor BUMN dipastikan memenangi lelang proyek pembangunan Bendungan Randugunting dan Jlantah di Jawa Tengah dengan total harga perkiraan sendiri mencapai Rp1,88 triliun.
Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, kedua proyek bendungan tersebut telah melewati proses prakualifikasi dan tiap-tiap proyek meloloskan tiga kontraktor BUMN ke tahapan selanjutnya yakni evaluasi penawaran.
Pada proyek Bendungan Randugunting, ketiga kontraktor BUMN yang lulus prakualifikasi ialah PT Brantas Abipraya (Persero), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk., dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.. Mereka menyisihkan 169 peserta lelang. Nilai harga perkiraan sendiri (HPS) pada paket proyek ini mencapai Rp885,70 miliar.
Sementara itu, PT Brantas Abipraya, PT Wijaya Karya Tbk., dan PT Waskita Karya Tbk. lulus prakualifikasi untuk proyek Bendungan Jlantah dengan menyisikan 77 peserta lelang. Nilai HPS pada paket proyek ini mencapai HPS Rp996,30 miliar.
Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih mengatakan bahwa kontraktor BUMN yang lolos prakualifikasi untuk dua proyek bendungan tersebut akan terus melanjutkan proses pelelangan sampai diketahui pemenangnya sebelum Oktober 2018.
“Proses selanjutnya terus untuk lelang. Kami targetkan kontrak proyek bendungan bisa dilakukan Oktober,” kata Sumiarsih saat dihubungi Bisnis, Senin (6/8/2018).
Bendungan Randugunting terletak di Kabupaten Blora. Rencananya, bendungan tersebut memiliki kapasitas sebesar 10,40 juta meter kubik dan diharapkan dapat mengairi lahan seluas 1.990 hektare serta menyediakan pasokan air baku sebesar 0,13 meter kubik per detik.
Sementara itu, Bendungan Jlantah berlokasi di Kabupaten Karanganyar. Bendungan ini nantinya akan memiliki manfaat peningkatan intensitas tanam irigasi yang sudah ada seluas 805 hektare, irigasi baru 688 hektare, air baku 150 liter per detik, dan pembangkit listrik tenaga mikrohidro 625 kilowatt.