Bisnis.com, JAKARTA — Menteri ESDM Ignasius Jonan menyarankan masyarakat di Jambi menggunakan jaringan gas kota karena akan memberikan banyak manfaat.
Menurut dia, masyarakat akan mendapatkan banyak keuntungan jika menggunakan jaringan gas rumah tangga seperti tidak direpotkan lagi dengan mencari elpiji di toko-toko.
"Di sini [Jambi] ada sumber gasnya, jadi sangat memungkinkan untuk dibangun jaringan gas rumah tangga. Silahkan diajukan, kalau bisa diajukan bulan ini, saya janji mudah-mudahan tahun depan insyaallah, saya bisa mulai bangun," ujar Menteri Jonan dalam sambutannya sebelum meresmikan sembilan sumur bor air tanah dan menyerahkan secara simbolis lampu tenaga surya hemat Energi (LTSHE) di Jambi, Senin (6/8).
Karena itu, dalam siaran Kementerian ESDM, ia meminta pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten di Jambi mengirimkan surat pengajuan untuk membangun jaringan gas rumah tangga.
Menurut Jonan, dengan gas rumah tangga, maka masyarakat akan diuntungkan karena selain mendapatkan kemudahan mengakses sumber energi juga ada penghematan, karena harga gas rumah tangga lebih murah.
"Kalau menggunakan jaringan gas itu tidak perlu beli tabung elpiji lagi, tidak usah membeli elpiji yang 3 kg. Dan, menggunakan gas rumah tangga akan menghemat Rp30.000 hingga Rp50.000 per bulan, itu kalau satu keluarga empat orang, kalau satu keluarga lima belas orang, maka katanya bisa hemat sampai Rp100.000 lebih," ujar Jonan.
"Tolong diajukan saja, sehingga ini bisa menghemat untuk masyarakat dan yang penting, tidak berebut cari tabung elpiji," tambahnya.
Dengan menggunakan gas rumah tangga berarti masyarakat juga membantu negara tidak mengimpor lebih banyak elpiji.
Menurut Jonan, saat ini kebutuhan elpiji nasional dalam satu tahun mencapai 6,5 juta ton, namun empat juta ton di antaranya didapat melalui impor, karena sebagian besar produksi gas dalam negeri tidak dapat diolah menjadi elpiji.
Pembangunan jaringan gas (jargas) untuk rumah tangga telah dilakukan pemerintah sejak 2009.
Hingga saat ini, telah terbangun 185.991 sambungan rumah (SR) di 14 provinsi yang meliputi 26 kabupaten/kota.
Keterbatasan anggaran pemerintah membuat pembangunan jargas dilakukan secara bertahap.
Untuk itulah, pemerintah juga mendorong badan usaha membangun jargas rumah tangga, sehingga semakin banyak masyarakat menikmati energi bersih dan pasokan terjamin 24 jam.
Selain itu, kebutuhan gas bumi untuk jargas juga kecil yakni di bawah satu MMSCFD, untuk mengaliri sekitar 6.000 SR.
Pada 2017, Kementerian ESDM melalui penugasan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT PGN Tbk melaksanakan pembangunan jargas sebanyak 59.809 SR di 10 kabupaten/kota yaitu Kota Pekanbaru 3.270 SR, Kabupaten Musi Banyuasin 6.031 SR, Kabupaten Muara Enim 4.785 SR, Kabupaten PALI 5.375 SR, Kota Bontang 8.000 SR, Kota Bandar Lampung 10.321 SR, Kabupaten Mojokerto 5.101 SR, Kota Mojokerto 5.000 SR, Kota Samarinda 4.500 SR, dan Rusun PUPR Kemayoran 7.426 SR.
Pada 2018, pemerintah kembali membangun jaringan gas untuk rumah tangga sebanyak 88.190 SR melalui dana APBN serta menugaskan Pertamina dan PGN masing-masing sebanyak 2.000 SR dan 550 SR.