Bisnis.com, BOGOR — PT PLN (persero) memperkirakan bakal mengalami kerugian hingga di atas Rp30 triliun jika rencana penghapusan Domestic Market Obligation (DMO) dilaksanakan.
“Harus subsidi, subsidi besar-besaran. [Nilai kerugian] selisih batu bara dengan APBN. APBN kita kan US$70-US$68 [per ton], sekarang sudah sekitar US$120 kan ya? Berarti kan besar sekali, mungkin di atas Rp30triliun,” kata Direktur Utama PLN Sofyan Basir seusai menghadiri rapat terbatas di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018).
Dia mengungkapkan penyerapan batu bara untuk PLN hingga saat ini mencapai 92 juta ton atau 20% dari kuota yang ada.
Kendati demikian, Sofyan meyakinkan wacana penghapusan DMO batu bara tidak jadi dilakukan sehingga PLN tidak akan menderita kerugian seperti yang diperkirakan.
Pada rapat internal, Jumat (27/7), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengumumkan rencana pemerintah untuk menghapus kebijakan DMO untuk mengerek kinerja ekspor Indonesia.
"Intinya kita mau cabut DMO itu seluruhnya. Jadi nanti akan diberikan [subsidi] apakah US$2-US$3 per ton, seperti sawit. Akan ada dana cadangan energi untuk menyubsidi PT PLN," tuturnya.
Rencana tersebut mendapat reaksi dari sejumlah pihak karena dinilai tidak akan signifikan mengerek devisa.