Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah berencana mempercepat penerapan mandatori campuran biodiesel sebanyak 30% (B30) dalam bahan bakar minyak jenis Solar pada tahun depan. Rencana ini lebih cepat setahun dari rencana awal yang dijadwalkan pada 2020.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, sejumlah kementerian terkait telah melakukan pembahasan dan sepakat penerapan B30 dipercepat. Sejumlah persiapan, seperti pelaksanaan uji jalan atau road test akan segera dilaksanakan.
"Kalau kajian sudah, barangnya sudah, Gaikindo siap, ya sudah siap test. Sekarang lagi dijajaki kapan mulai test-nya. Ada semacam percepatan dari 2020 ke 2019," ujar Rida di Jakarta, Senin, (16/7/2018).
Bila merujuk Roadmap Mandatori BBN, kata Rida, pelaksanaan road test seharusnya direncanakan baru akan dilaksanakan pada 2019. Dengan adanya rencana percepatan, maka road test kemungkinan akan dilakukan pada tahun ini juga.
"Mungkin Agustus, setelah semua ready," katanya.
Road test diperkirakan akan memakan waktu sekitar 6 bulan. Terkait teknis pelaksanaan road test, saat ini pemerintah masih melakukan pembahasan.
Dalam waktu dekat pemerintah juga akan mendiskusikan hal tersebut dengan para pelaku industri.
"Yang lebih penting berapapun mau B20, B50, jangan ada komplain dari mesin provider. Artinya, mereka juga harus siap," kata Rida.
Sebelumnya, penerapan penggunaan B20 disebut-sebut menemui sejumlah kendala, salah satunya adalah munculnya keluhan dari konsumen terhadap kinerja mesin dan kendaraan bermotor. Sejumlah kalangan mengkhawatirkan penggunaan campuran minyak nabati pada Solar dapat memunculkan kerak yang akan berimbas pada kinerja mesin tidak maksimal dan menyebabkan mogok.
Sementara itu, saat ini pemerintah juga tengah memperluas penerapan campuran biodiesel, yakni B15 ke sektor pertambangan. Dengan adanya perluasan ke sektor pertambangan, konsumsi biodiesel tahun ini ditargetkan dapat naik menjadi 3,5 juta kiloliter (kl) dari realisasi tahun lalu yang mencapai 2,68 juta kl.
"Dengan ekspansi diharapkan ada tambahan 400.000-600.000 kl per tahun anggaran. Angka ini diharapkan bisa terlaksana selama 2018 untuk periode 6 bulan," kata Rida.
Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan asosiasi pertambangan terkait penerapan ini. Pemerintah juga menjanjikan akan memberikan insentif kepada perusahaan untuk menutup biaya tambahan yang dikeluarkan atas penggunaan B15. Perusahaan hanya perlu mengeluarkan biaya pembelian sebesar harga Solar.
Kementerian ESDM secara bertahap akan terus meningkatkan persentase kandungan biodiesel dalam tiap liter BBM jenis minyak solar sesuai mandatori pemanfaatan BBN pada Permen ESDM Nomor 12 tahun 2015.