Bisnis.com, MALANG -- PT Pertamina EP Asset 4, unit usaha PT Pertamina EP, menilai produksi minyak di Field Sukowati, Jawa Timur bisa dipacu hingga 8.000-8.500 barel per hari sampai akhir 2018.
Sukowati Field Manager Heri Aminanto mengatakan di wilayah kerja yang dipimpinnya ada 36 unit sumur, 20 sumur beroperasi dan 3 sumur injeksi ke bumi. Operasi tersebut mampu memproduksi 6.822 barel per hari pada Mei dan meningkat menjadi 7.568 barel per hari pada Juni.
Sampai akhir tahun ini, diproyeksi bisa memproduksi 8.000-8.500 barel per hari.
"Kami masuk sampai sekarang bisa 7.000. Jadi alih kelola [dari Joint Operating Body Pertamina Hulu Energi-PetrcoChina East Java (JOB PPEJ)] berhasil. Dahulu tidak berhasil masalah waktu saja, harga minyak turun," jelasnya di sela-sela temu media di Batu, Kamis (12/7/2018).
Heri menuturkan demi peningkatan produksi hingga Juni 2018, pihaknya telah menelan investasi US$200.000. Adapun proyeksi kasar investasi operasi hingga akhir tahun ini adalah US$3 juta.
"Bila harga US$70 per barel, maka masih masuk nilainya. Jadi masih menjanjikan, itu sudah memperhitungkan penurunan produksi alami sumur 5%," terangnya.
Strategi peningkatan produksi, lanjut Heri, dilakukan dengan memulihkan sejumlah sumur eksisting dengan beragam teknologi. Termasuk melakukan penambahan rig.
Secara akumulatif, Pertamina EP (PEP) Asset 4 mencatatkan produksi gas sebesar 174,87 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada semester I/2018. Pencapaian produksi ini adalah 110,03% dari proyeksi perusahaan sepanjang 2018.
Adapun produksi minyak PEP Asset 4 sepanjang Januari-Juni 2018 sebesar 13.728 barel per hari atau 97,96% dari target perusahaan.
General Manager PEP Asset 4 Agus Amperianto mengungkapkan kontribusi gas terbesar berasal dari Field Donggi Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah (Sulteng) sebesar 95,13 MMSCFD. Sementara itu, produksi minyak terbesar berasal dari Field Sukowati.
“Field Sukowati yang baru terbentuk dikelola secara penuh oleh PEP pada 20 Mei 2018, memberi kontribusi terbesar dari lima Field yang ada di bawah PEP Asset 4,” sebutnya.
Produksi Sukowati sebelum terminasi 20 Mei 2018 tercatat sebanyak 6.598 barel per hari. Sementara itu, produksi setelah PEP mengambil alih pengelolaan dari JOB PPEJ (status 20 Mei 2018 sampai dengan akhir Juni 2018) sebesar 7.424 barel per hari.
“Pasca terminasi, kami berhasil menghidupkan kembali sumur-sumur yang mati akibat permasalahan pada sumur-sumur di Sukowati,” tambah Agus.
Pada semester II/2018, PEP Asset 4 memproyeksi produksi minyak sebesar 13.980 barel per hari dan gas 171 juta MMSCFD. Untuk mencapai target tersebut, berbagai langkah disiapkan oleh PEP Asset 4, antara lain pengeboran sumur serta reparasi sumur lainnya di Field Cepu.
Sementara untuk Field Poleng, ada beberapa kegiatan yang disiapkan seperti menjaga kestabilan tekanan sumur serta pemasangan subsea pipeline untuk mengaktivasi sumur-sumur BW Platform.
Adapun untuk Field Donggi Matindok, PEP Asset 4 berencana membangun fasilitas pendukung di CPP Donggi dan memasang fasilitas untuk penanganan kondensat berlebih oleh MGDP dan untuk mengoptimalkan CPP Matindok.
“Field Donggi Matindok juga akan melakukan stimulasi terhadap dua sumur,” jelasnya.
Khusus untuk Field Papua, pada semester II/2018 ada usulan untuk mengirim minyak mentah Salawati langsung ke Refinery Unit 7, Kasim. Hal tersebut akan mengurangi biaya sharing fasilitas, meminimalisir kehilangan, serta mempercepat minyak menjadi pendapatan.
Selain itu, Field Papua juga mempunyai potensi sumur eksplorasi KUW-1 sebagai alternatif sumber gas untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Klamono atau dijual ke pihak luar.