Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang residensial dan kawasan industri PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. optimistis proyek Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung di Banten yang mengandalkan industri pariwisata bisa menggandakan pendapatan per kapita provinsi tersebut.
Chairman Jababeka Group Setyono Djuandi Darmono mengatakan pengembangan kawasan industri pariwisata di Tanjung Lesung yang sudah memakan waktu 25 tahun ini telah menelan investasi keseluruhan sekitar Rp5 triliun atau setara dengan US$4 juta. Selama 25 tahun ini, kata Darmono, perusahaan berkode saham KIJA bekerjasama dengan sejumlah investor.
“Yang kami lakukan utamanya adalah pembebasan lahan dulu, dari hutan menjadi kota pariwisata itu perlu rencana matang, Namanya land development. Lalu kami juga menyediakan infrastruktur dasar seperti akses jalan, air, listrik, fasilitas rumah sakit, pendidikan, dan jaringan komunikasi. Terakhir, adalah hospitality,” ungkap Djuandi Darmono di President Lounge, Menara Batavia, Rabu (6/62018).
Ada pun para investor kecil juga sudah masuk ke Tanjung Lesung dan membuka banyak infrastruktur, hingga saat ini tercatat ada sekitar 500 unit kamar tersedia. KIJA sebagai pelopor investor di Tanjung Lesung masih berencana membangun hotel disana dengan kapasitas 1000 kamar. Selain itu, pada 2019 mendatang akses jalan tol menuju Tanjung Lesung juga sudah diselesaikan.
“Kalau itu semua jadi, di Tanjung Lesung kami memprediksi bisa 5-6 juta turis per tahun. Diharapkan, 1 juta itu adalah turis asing,” ungkap Darmono.
Provinsi Banten dengan luas total sekitar 7000 meter persegi, dimana 515 meter persegi adalah Tanjung Lesung, dia memprediksi dengan kedatangan para wisatawan akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Selain itu, hal ini akan berimbas pada kenaikan pendapatan per kapita masyarakat.
Baca Juga
“Kami memprediksi, wisatawan asing Tanjung Lesung per orang menghabiskan sekitar USD100.000 per minggu,” ungkapnya.
Dia memprediksi dengan jumlah penduduk di Provinsi Banten sekitar 5 juta orang dan rata-rata menerima US$5.000 per tahun, maka total produk domestik bruto (PDB) di Banten sekitar USD25 miliar. Maka, Darmono memprediksi akan ada 30 juta pengunjung per tahun. Alhasil Tanjung Lesung bisa menghasilkan pendapatan USD3 juta, yang mana dana itu bisa membayar balik modal investasi, dan menyumbang pendapatan daerah.
“Kalau 30 juta orang per tahun dengan membuang US$100.000 dolar, masuk uang ke sana sekitar US$3.000 miliar. Bayangkan saja, ditambah dari awal US$25.000 saja, akan besar, GDP per kapita di Banten bisa diatas US$10,000 per orang,” ujarnya.