Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Eksportir Rajungan Hadapi Kenaikan Harga Bahan Baku

Pasokan yang terbatas membuat harga bahan baku ekspor produk rajungan naik hingga dua kali lipat.
Nelayan menaikkan rajungan hasil tangkapan ke atas mobil di Pantai Jumiang, Pamekasan, Madura, Rabu (14/6)./Antara-Saiful Bahri
Nelayan menaikkan rajungan hasil tangkapan ke atas mobil di Pantai Jumiang, Pamekasan, Madura, Rabu (14/6)./Antara-Saiful Bahri

Bisnis.com, JAKARTA - Pasokan yang terbatas  membuat harga bahan baku ekspor produk rajungan naik hingga dua kali lipat.

Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) mencatat harga rajungan kupas di tingkat miniplant kini sekitar Rp100.000 per kg. Padahal sebelumnya berkisar Rp40.000-Rp60.000 per kg. Dalam catatan APRI, harga saat ini mencetak rekor tertinggi.

"Kemungkinan besar karena musim dan juga memang persaingan di lapangan semakin tinggi," kata Direktur Eksekutif APRI Hawis Madduppa, Rabu (16/5/2018).

Kompetisi berebut bahan baku, tuturnya, terjadi di semua rantai nilai, baik nelayan, pengepul, miniplant, maupun eksportir. Perikanan rajungan selama ini melibatkan rantai nilai yang panjang, melibatkan nelayan yang menangkap rajungan; pengepul yang mengumpulkan rajungan dari nelayan; miniplant yang yang mengupas dan merebus; serta pabrik pengolahan sekaligus eksportir yang melakukan pasteurisasi, mengemas, mengalengkan, mengontrol kualitas, dan mengekspor.

Menurut Hawis, kenaikan drastis harga bahan baku menggerus margin eksportir karena mereka tidak dapat serta-merta mengerek harga jual kepada buyer. Harga ekspor tetap US$20-US$30 per kg.

Berdasarkan data APRI, terdapat 38 eksportir rajungan di Tanah Air. Sebanyak 33 di antaranya merupakan anggota APRI yang berkontribusi 85% terhadap total ekspor. Umumnya, rajungan diekspor dalam bentuk daging kupas yang sudah dipasteurisasi dan dikalengkan.

Suplai bahan baku diperkirakan kian menipis selama bulan puasa. Nelayan rajungan biasanya menghentikan aktivitas penangkapan selama Ramadan.

Seperti diketahui, masa rajungan memijah biasanya terjadi pada September-Oktober. Setelah itu, pada Desember-April, stok rajungan di alam melimpah.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper