Bisnis.com, JAKARTA - Startup perikanan Aruna dengan produk daging kepiting rajungan merek BOON melakukan ekspor sebanyak 15 ton ke China.
Ekspor ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan multi stakeholders Aruna beberapa waktu lalu dalam rangka untuk akselerasi produk perikanan Nelayan Aruna ke pasar yang lebih luas sekaligus menunjukkan penguatan daya saing produk Indonesia yang mampu menembus pasar global.
BOON mulanya adalah produk daging kepiting rajungan yang diperuntukkan bagi kebutuhan protein pasar domestik. Namun kini BOON juga dilirik oleh market China.
“Kami merasa senang jika produk perikanan kita semakin dimintai oleh market global, contohnya BOON ini. Harapannya, ke depannya semakin banyak lagi kepiting rajungan yang ditangkap oleh Nelayan Aruna,” kata Utari Octavianty, CoFounder & Chief Sustainability Officer Aruna, dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (9/4/2023).
BOON diproduksi dengan mengedepankan standar Good Manufacturing Practices (GMP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) agar kualitas produk tetap terjaga dengan baik ketika dikonsumsi.
Selain itu, proses pengolahan BOON juga melibatkan Nelayan Aruna serta perempuan pesisir yang telah diberi edukasi oleh Aruna tentang tata cara pengelolaan perikanan berkelanjutan.
Baca Juga
Sebagai informasi, BOON memiliki keunikan produk tersendiri seperti tekstur daging kepiting rajungan premium yang lembut, ready to eat, dan mudah diolah menjadi aneka kreasi masakan. BOON juga telah melewati proses pasteurisasi dengan kualitas ekspor. Di samping itu, daging kepiting rajungan juga kaya akan kandungan nilai gizi dan protein yang tinggi serta rendah lemak dan kolesterol.
Aruna selaku integrated fisheries commerce dan supply chain aggregator asal Indonesia telah mengekspor beberapa komoditi nelayan Indonesia seperti kepiting, udang dan ikan telah dipasarkan Aruna ke 8 negara ekspor. Kini, Aruna telah tumbuh bersama 40.000 nelayan Aruna yang tersebar di 177 Aruna Hub di 31 Provinsi di Indonesia