Bisnis.com, JAKARTA — Pembangunan jalan tol Waru (Aloha)—Wonokromo—Tanjung Perak atau jalan lingkar tengah Surabaya senilai Rp11,10 triliun yang telah dikeluarkan dalam daftar proyek strategis nasional kemungkinan besar belum akan dilanjutkan pada tahun ini.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menjelaskan bahwa kelanjutan pembangunan proyek tersebut ditentukan oleh beberapa aspek, satu di antaranya keputusan badan usaha yang sudah terbentuk sejak 2013 untuk menggarap proyek tersebut.
“Lanjut atau tidak tergantung badan usaha dan hal lain- lain. Namun, pada posisi hari ini memang di jaringannya itu [masalah rencana tata ruang wilayah], jadi kemungkinan besar belum untuk mulai lagi tahun ini,” kata Herry akhir pekan lalu.
Berdasarkan catatan Bisnis, pembangunan jalan tol sepanjang 18,20 kilometer tersebut ditentang oleh Pemerintah Kota Surabaya sejak 2013 dengan tidak dimasukannya jalan tol lingkar tengah kota tersebut dalam Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya.
Alasannya, kebutuhan jalan tol sudah dapat dipenuhi oleh jalan tol yang ada dan jalan bebas hambatan lingkar luar barat serta jalan bebas hambatan lingkar luar timur.
Badan usaha jalan tol proyek tersebut sudah terbentuk yakni PT Margaraya Jawa Tol yang terdiri atas PT Jasa Marga Tbk. dengan kepemilikan saham 55%, PT Duta Graha Indah (kini menjadi PT Nusa Konstruksi Enjiniring 20%), PT Pembangunan Perumahan Tbk. (20%), dan PT Elnusa (5%).
Baca Juga
Sebelumnya, ada usulan agar pembangunan jalan tol lingkar tengah Surabaya tersebut diganti menjadi jalan tol lingkar timur Surabaya. Bisnis mencatat bahwa, proyek tol senilai Rp5,30 triliun tersebut memang disiapkan untuk dilelang pada tahun ini.
Akan tetapi, Herry mengatakan bahwa sampai saat ini pembangunan proyek jalan tol lingkar timur Surabaya masih dikaji, terutama perihal skema investasi yang paling baik untuk proyek tersebut.
Artinya, hasil kajian nantinya masih akan menentukan proyek tersebut akan dibangun dengan anggaran pemerintah murni atau ada inisiasi swasta. “Skema investasinya masih dikaji untuk didapat yang paling optimal.”