Bisnis.com, JAKARTA – Berita seputar libur dan cuti bersama Lebaran tahun ini serta pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun menjadi sorotan media massa hari ini, Rabu (2/5/2018).
Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional hari ini:
Presiden Revisi Libur Lebaran. Libur dan cuti bersama Lebaran tahun ini akan ditetapkan melalui peraturan presiden, dengan jumlah hari tak sebanyak yang diatur dalam surat keputusan bersama tiga menteri. Presiden Joko Widodo, menurut Sumber Bisnis, kemungkinan mengumumkan kebijakan libur Lebaran pada hari ini. (Bisnis Indonesia)
Siap-Siap, Bunga Bank Naik. Nasabah perbankan harus siap-siap menghadapi perubahan rezim suku bunga pada tahun ini, seiring dengan tekanan eksternal terhadap nilai rupiah dan kebutuhan bank yang semakin besar untuk menjalankan fungsi intermediasi. (Bisnis Indonesia)
Tumbuh Berkat Harga Komoditas. Mayoritas kinerja emiten tambang pada kuartal I/2018 mengalami pertumbuhan seiring dengan peningkatan harga komoditas. Namun, sejumlah perusahaan mengalami kendala operasional akibat kondisi cuaca. (Bisnis Indonesia)
Bujet Infrastruktur Susut. Anggaran pembangunan infrastruktur pemerintah pada 2019 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan alokasi dalam APBN 2018. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memproyeksikan anggaran pembangunan infrastruktur sekitar Rp300 triliun, lebih rendah dibandingkan dengan Rp410,4 triliun pada 2018. (Bisnis Indonesia)
Ekonomi Membaik Hingga Akhir Tahun. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan, fundamental ekonomi Indonesia pada triwulan I-2018 kuat, kinerja emiten di pasar modal stabil, dan kinerja lembaga keuangan membaik. Hal ini akan berlanjut sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi naik menjadi 5,4% hingga akhir tahun ini, dibanding 5,07% tahun lalu. (Investor Daily)
Produktivitas Terganjal Liburan. Produktivitas tenaga kerja Indonesia semakin tergerus. Niat pemerintah memperpanjang waktu cuti bersama pada Lebaran tahun ini menyebabkan jumlah hari libur para pekerja Indonesia bertambah dan mengurangi produktivitas dibandingkan negara-negara lain. (Kontan)